Benarkah bau mulut orang berpuasa harum bagi Allah? Ini penjelasannya

18 hours ago 4

Jakarta (ANTARA) - Saat sedang berpuasa, bau mulut sering kali terjadi dan menjadi hal yang dikhawatirkan. Kebanyakan orang yang mengalami bau mulut sering merasa tidak nyaman saat berbicara dengan orang lain, khawatir mengganggu lawan bicara. Bahkan, bau mulut juga dianggap kurang sopan.

Bau mulut yang muncul saat berpuasa karena mulut terlalu kering dan kurang air liur. Sehingga, bakteri mulut yang biasa bekerja membersihkan sisa makanan di gigi dan lidah, melepaskan gas bau tak sedap di mulut.

Mulut kering dan produksi air liur berkurang pun diakibatkan tidak ada asupan makanan dan minuman selama waktu berpuasa.

Oleh sebab itu, secara medis kesehatan kerap menganjurkan untuk rutin menyikat gigi setelah sahur dan berbuka puasa, berkumur dengan obat kumur, serta banyak konsumsi air putih.

Faktor lain yang menyebabkan bau mulut saat berpuasa adalah masalah pada sistem pencernaan. Meskipun tidak ada makanan yang dikonsumsi, cairan pencernaan tetap diproduksi oleh tubuh.

Kondisi ini dapat mempengaruhi lapisan lambung, yang pada akhirnya menimbulkan aroma tidak sedap, mirip dengan bau makanan basi.

Ketika tubuh kehabisan asupan energi dari makanan, ia akan membakar lemak sebagai sumber energi. Proses ini menghasilkan zat bernama keton, yang terbawa keluar melalui napas dan menyebabkan bau khas saat berpuasa.

Namun, ada perspektif lain terkait bau mulut saat sedang berpuasa ini. Dalam Islam, bau mulut orang berpuasa sangat wangi bagi Allah SWT.

Baca juga: Apakah orang mudik boleh tidak berpuasa Ramadhan? begini aturannya

Melansir dari laman NU Online, menurut hadits riwayat Imam Bukhari, Rasullullah SAW pernah bersabda.

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَخُلُوْفُ فَمِّ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ تَعَالَى مِنْ رِيْحِ الْمِسْكِ

Artinya: “Demi Zat yang berkuasa atas nyawaku, sungguhbau mulut orang puasa itu lebih wangi menurut Allah daripada bau misik."

Berdasarkan hadist tersebut, perlu dipahami secara mendalam maknanya karena tidak dapat diartikan dengan sebenarnya.

Bau mulut saat berpuasa mungkin tidak menyenangkan bagi manusia, namun bagi Allah SWT, bau itu memiliki nilai keberkahan dan pahala yang melimpah. Bukan wangi karena penciuman Allah SWT.

Hal ini dikarenakan keikhlasan dan ketakwaan seseorang dalam menjalankan ibadah puasa, mereka rela menahan lapar dan haus demi mendapatkan ridha-Nya. Ini menjadi bukti pengorbanan seorang Muslim dalam menaati perintah Allah SWT.

Oleh sebab itu, nilai pahala bagi seseorang yang bau mulutnya saat berpuasa lebih tinggi dibandingkan dengan pahala orang yang pakai minyak misik saat shalat Jumat, Idul Fitri, dan Idul Adha.

Selain itu, menurut Al-Qadhi Iyadh, di hari kiamat nanti, Allah SWT akan memberikan balasan kepada orang yang berpuasa, yakni menjadikan aroma mulut mereka sangat harum, bahkan melebihi wangi minyak misik.

Para ulama pun menyimpulkan bahwa keistimewaan bau mulut bagi orang yang berpuasa adalah sebuah anugerah yang akan diberikan di akhirat.

Kendati demikian, hal ini bukan menjadi alasan bagi seseorang tidak menjaga kesehatan mulutnya. Akan tetapi, sebagai dorongan bagi umat Muslim yang berpuasa agar tetap menjalankan ibadah puasanya dengan semangat, meskipun harus merasakan ketidaknyamanan pada mulut mereka.

Agama Islam pun mengajarkan para umatnya untuk tetap menjaga kebersihan dan kesehatan, termasuk kebersihan mulut

Baca juga: Menkeu minta Rp16,6 triliun untuk beli beras petani bebas korupsi

Baca juga: Melihat aktivitas berbuka puasa warga Afghanistan saat Ramadhan

Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |