Pontianak (ANTARA) - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kalimantan Bagian Barat menggagalkan upaya penyelundupan lebih dari 30 ton bawang bombay impor ilegal di Pelabuhan Dwikora Pontianak.
"Penindakan dilakukan setelah tim menerima informasi dari masyarakat terkait adanya pengiriman komoditas pertanian tersebut menuju Jakarta," kata Kepala Bidang Fasilitas Kepabeanan dan Cukai Kanwil DJBC Kalbagbar, Beni Novri di Pontianak, Jumat.
Beni mengatakan pihaknya langsung menurunkan Tim Patroli Darat untuk menindaklanjuti laporan tersebut.
"Penindakan ini berawal dari informasi masyarakat akan adanya pengiriman bawang yang diduga berasal dari impor ilegal menuju Jakarta," tuturnya.
Tim kemudian melakukan pemantauan jalur distribusi dan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Dwikora. Hasilnya, petugas menemukan satu unit truk yang sedang mengangkut bawang bombai dan hendak dimuat ke Kapal Mulya Sentosa tujuan Jakarta.
Setelah dilakukan pembongkaran dan pencacahan, ditemukan 1.536 karung bawang bombai bertanda "Export Quality Onion Produce of New Zealand" dengan total berat mencapai 30,7 ton. Nilai barang diperkirakan mencapai Rp768 juta, dengan potensi kerugian negara sekitar Rp278 juta.
Terhadap sopir truk, petugas saat ini melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mendalami jaringan distribusi dan pihak-pihak terkait.
"Penindakan ini menunjukkan komitmen Bea Cukai dalam memberantas penyelundupan dan menjaga kedaulatan negara, khususnya dari masuknya barang-barang ilegal yang dapat merugikan perekonomian nasional," kata Beni.
Bea Cukai Kalbagbar menegaskan bahwa pengawasan terhadap jalur resmi maupun tidak resmi akan terus diperketat sebagai upaya melindungi industri dalam negeri dan stabilitas ekonomi nasional.
Baca juga: Purbaya periksa arus impor di Bea Cukai Tanjung Perak
Baca juga: Polresta Barelang kantongi nama perusahaan pengangkut balpres
Baca juga: Bea Cukai dan Polri sita 87 kontainer dugaan pelanggaran ekspor CPO
Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































