Mataram (ANTARA) - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menetapkan Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai pilot project untuk program pengentasan kemiskinan ekstrem.
"Program penanggulangan kemiskinan saat ini difokuskan secara intensif di kawasan transmigrasi, termasuk di Puncak Jeringo, Suela, Perigi, Mekarsari, dan Selaparang," kata Wakil Bupati Lombok Timur H Moh Edwin Hadiwijaya di Lombok Timur, Selasa.
Bappenas melakukan kunjungan ke Lombok Timur bersama Bangladesh Rural Advancement Committee (BRAC) Internasional. Kunjungan diterima langsung oleh Wakil Bupati Lombok Timur H. Moh. Edwin Hadiwijaya di Dusun Segalang-Galang, Desa Puncak Jeringo, Kecamatan Suela.
"Perencanaan yang baik yang didasarkan pada data pokok yang betul-betul akurat, dan itu adalah kunci keberhasilan program," katanya.
Lombok Timur dipilih sebagai percontohan karena dinilai sukses menurunkan angka kemiskinan melalui berbagai upaya kolaboratif.
Baca juga: Bappenas mulai studi bersama pengembangan Green-Enabling Super Grid
Program ini menerapkan model pendampingan detail dan berkelanjutan, berfokus pada pendekatan komunitas dan individu.
"Keunikannya terletak pada durasi pendampingan yang intensif, dilakukan minggu per minggu dan bulan per bulan, bukan hanya tahunan," katanya.
Wabup Edwin mendorong para ibu penerima manfaat untuk berbagi pengalaman secara terbuka kepada rombongan BRAC dan teman-teman dari Bappenas, karena mereka datang ke sini untuk belajar dari ibu-ibu sekalian.
"Oleh karena itu, apa yang ada di benak ibu-ibu, keluarkan saja, ceritakan, karena itu akan menjadi hal yang bagus dan menjadi contoh bagi daerah lain,” katanya.
Keberhasilan awal model pendampingan intensif yang diterapkan oleh Islamic Relief di Lombok Timur akan diadopsi oleh tim BRAC dalam proyek “Desa Berdaya” yang merupakan proyek unggulan Provinsi NTB.
Baca juga: Kepala Bappenas ingin ekonomi Bali jadi percontohan bagi daerah lain
Wabup Edwin berharap pilot project ini sukses sehingga model kolaborasi antara Pemda dan NGO ini dapat diaplikasikan lebih luas.
"Tujuannya adalah untuk terus menyisir 15.000 Kepala Keluarga miskin lainnya di Lombok Timur dan membawa mereka keluar dari kemiskinan ekstrem," katanya.
Kunjungan Tim Bappenas bersama BRAC adalah untuk melihat langsung implementasi pendekatan graduasi dalam penanggulangan kemiskinan di lokasi tersebut. Tim ingin mempelajari secara detail kelebihan, kekurangan dan kendala di lapangan, khususnya terkait isu utama akurasi data masyarakat miskin.
"Tim BRAC bertekad memastikan bahwa semua bantuan yang disalurkan benar-benar mencapai masyarakat yang berhak," katanya.
Perwakilan BRAC PD Antono menjelaskan bahwa program ini mengadopsi pendekatan graduasi ketat selama tiga tahun, mencakup lima komponen kunci, di antaranya ketahanan pangan, kemandirian ekonomi produktif, inklusi keuangan, pemberdayaan masyarakat dan perlindungan lingkungan.
Baca juga: Bappenas: Peningkatan produktivitas harus diiringi perbaikan ekosistem
"Bantuan yang diberikan kepada penerima manfaat tidak hanya berbentuk modal usaha, tetapi juga mencakup bantuan awal, pendampingan teknis, dan manajemen keuangan," katanya.
Pewarta: Akhyar Rosidi
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































