Jakarta (ANTARA) - Band asal Jakarta 7Dunia merilis single terbaru berjudul “Ku Harus Pergi” pada momen Hari Sumpah Pemuda ke-9, menjadi karya ke-15 band yang kini beranggotakan dua personel yaitu Andi (vokal) dan Rudi (drum), di bawah label True Friends.
"Alhamdulillah, single "Ku Harus Pergi" dirilis label True Friends bertepatan dengan momen Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2025, setelah selama ini kami melewati fase perjuangan dalam berkarya di dunia musik," kata Rudi dalam rilis pers, Selasa.
Lagu “Ku Harus Pergi” mengisahkan seorang pria yang memilih meninggalkan orang yang dicintainya karena merasa tidak mampu membahagiakannya. Pesan moral pada lagu ini tentang makna cinta sejati yang tidak selalu harus memiliki.
Dari sisi musikal, lagu ini dikemas dengan warna alternatif pop komersial khas 7Dunia. Proses rekamannya melibatkan Andin sebagai music director, sosok yang dikenal pernah memperkuat band Vena dan menjadi additional player The Fly.
Baca juga: Refleksi Bangkutaman menemukan makna hidup dalam single "Mencari"
Sentuhan distorsi harmonis dan aransemen modern menjadikan lagu ini terdengar segar, dengan lirik yang menyentuh.
Video musik “Ku Harus Pergi” digarap oleh sutradara A.T.T.A., dengan pengambilan gambar di gedung tua kawasan Kota Tua, Jakarta Utara.
Andi menceritakan perjalanan panjang 7Dunia yang dibentuk sejak 2010. Band ini sempat merilis single perdananya di bawah label Life Records Malaysia pada 2019, kemudian menelurkan 12 lagu indie pada 2024. Kini, lewat label True Friends, 7Dunia memulai babak baru dalam karier bermusiknya.
Usai perilisan lagu ini, 7Dunia berencana menggelar pertunjukan di sejumlah tempat serta aktif berpromosi di media sosial.
"Insya Allah dengan dirilisnya single 'Ku Harus Pergi' di momen Hari Sumpah Pemuda ini akan menjadi semangat dalam menata masa depan di dunia musik," pungkas Andi.
Baca juga: Band indie pop Starrducc rilis ulang EP bersama label Jepang
Baca juga: Limp Bizkit kenang momen bersama Sam Rivers
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
