Makassar (ANTARA) - Kapal Ambulans Laut dengan tiga awak yang sebelumnya dilaporkan hilang di Selat Makassar selama 12 hari, akhirnya ditemukan di kawasan perairan Jawa Timur-Selat Bali setelah diselamatkan kapal lain yang melintas di perairan setempat.
"Seluruh awak selamat semua. Tapi belum bisa kami pastikan apakah mesin mati atau bagaimana. Belum ada konfirmasi," kata Kasi Operasi dan Siaga Basarnas Kelas A Makassar Andi Sultan saat dikonfirmasi di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat malam.
Sejauh ini, Basarnas Makassar telah berkoordinasi melalui komunikasi dengan pihak terkait di kawasan Madura, termasuk kondisi ketiganya setelah diselamatkan, berada di rumah warga serta kapal ambulans yang dibawanya dalam kondisi baik.
"Kalau kondisi kapal ambulans itu kemungkinan sementara diperbaiki juga agar kapal itu bisa kembali ke tempatnya," katanya.
Kapal Ambulans Laut ini dikabarkan selama sepekan terombang-ambing di perairan Jawa Timur sekitar Sumenep, Pulau Madura. Dalam video yang direkam warga, setelah mereka berada di daratan, disampaikan ketiga korban tidak makan selama lima hari, namun semua dalam kondisi sehat.
Video yang beredar juga menunjukkan ketiganya telah bertemu dengan pihak keluarga mereka di salah satu rumah warga setempat selama masa istirahat setelah kejadian luar tersebut dialami ketiganya.
Tangkapan layar awak Kapal Ambulans Laut yang dinyatakan hilang berpose setelah dinyatakan selamat saat berada di rumah warga di wilayah Sumenep, Pulau Madura, Provinsi Jawa Timur. ANTARA/Darwin Fatir.Basarnas Makassar melaksanakan operasi SAR setelah menerima laporan kapal tersebut hilang kontak di perairan Selat Makassar pada Senin, (13/10). Rencananya, Kapal Ambulans Laut yang baru dibuat ini akan dibawa ke Pulau Desa Dewakkang dari Pulau Tinggalungan, Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep).
Berdasarkan jadwal, kapal ini menempuh delapan jam perjalanan dari Pulau Tinggalungan ke Pulau Dewakkang. Terdapat tiga awak dalam kapal ambulans itu, yakni Muhammad Tahir (65), Najamuddin (55), dan Hasri (60) untuk menyerahkan kapal ke Pemerintah Desa Pulau Dewakkang.
Tetapi nahas, hingga esok hari kapal tersebut belum tiba dan sempat kehilangan kontak di Perairan Makassar. Atas laporan itu, Basarnas bersama tim SAR gabungan melakukan pencarian selama tujuh hari dengan menurunkan KN SAR Kamajaya. Akan tetapi hasilnya nihil, sampai akhirnya operasi SAR dihentikan pada Selasa (21/10).
Berdasarkan informasi, Kapal Ambulans Laut ini dianggarkan melalui alokasi dana desa (ADD) senilai Rp200 juta. Meski kapal tersebut belum resmi diserahkan ke Pemerintah Desa Pulau Dewakkang, lebih dahulu diuji coba. Alhasil, kondisi cuaca dengan ombak tinggi menghantam kapal hingga akhirnya terjadi insiden tersebut.
Baca juga: Pencarian kapal Ambulans laut di Selat Makassar dihentikan
Baca juga: Operasi SAR pencarian Kapal Ambulans Laut di Pangkep nihil
Baca juga: KN Kamajaya dikerahkan cari ambulans laut hilang di Selat Makassar
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































