7 jenis gangguan penglihatan: Kenali penyebab dan cara mengatasinya

3 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Penglihatan merupakan salah satu fungsi vital dalam kehidupan manusia. Melalui mata, kita mampu menangkap informasi, mengenali lingkungan, serta menjalani aktivitas sehari-hari dengan optimal.

Sayangnya, tidak semua orang memiliki kemampuan penglihatan yang sempurna. Berbagai jenis gangguan mata dapat terjadi pada siapa saja, mulai dari anak-anak hingga lansia.

Gangguan penglihatan ini bukan hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga dapat menurunkan kualitas hidup bila tidak ditangani dengan tepat. Oleh karena itu, penting untuk mengenali jenis-jenis gangguan penglihatan agar kita lebih waspada dan dapat mengambil langkah pencegahan maupun penanganan sejak dini.

Lantas apa saja jenis-jenis penyakit gangguan mata yang umum terjadi? Simak penjelasannya berikut ini yang telah dilansir dari berbagai sumber kesehatan.

Baca juga: Gangguan penglihatan anak harus cepat ditangani untuk cegah low vision

Mengenal jenis-jenis gangguan penglihatan mata

1. Katarak

Katarak merupakan salah satu gangguan penglihatan yang cukup umum dialami di berbagai penjuru dunia. Kondisi ini membuat penglihatan tampak buram atau berkabut, seperti melihat melalui jendela berembun. Hal ini terjadi karena cahaya yang masuk ke mata terhambat akibat lensa mata yang mengeruh.

Biasanya, penderita katarak akan kesulitan melihat dengan jelas di tempat yang gelap atau pada malam hari. Proses terbentuknya katarak berlangsung secara bertahap dan tidak menimbulkan rasa sakit, mata merah, maupun kerusakan jaringan secara langsung. Kabar baiknya, gangguan ini bisa ditangani melalui prosedur operasi untuk mengganti lensa mata yang rusak, sehingga penglihatan bisa kembali seperti semula.

2. Buta warna

Buta warna adalah kondisi di mana seseorang tidak mampu membedakan warna-warna tertentu. Jenis yang paling umum adalah buta warna parsial, yaitu kesulitan dalam mengenali warna merah dan hijau. Tingkat keparahannya bisa berbeda-beda tergantung jenis gangguannya.

Pada kasus yang sangat jarang, seseorang bisa mengalami buta warna total. Artinya, mereka hanya bisa melihat dalam skala hitam dan putih, tanpa mengenali warna sama sekali. Meskipun belum ada obat-nya, penggunaan kacamata khusus bisa membantu penderita buta warna melihat warna dengan lebih baik.

Baca juga: Kenali tanda-tanda buta warna pada anak dan cara menanganinya

3. Mata silinder (Astigmatisme)

Astigmatisme, atau yang sering disebut mata silinder, adalah kelainan pada bentuk kornea atau lensa mata yang menyebabkan penglihatan menjadi kabur di semua jarak. Ketika bentuk permukaan mata tidak simetris, cahaya yang masuk tidak terfokus di satu titik retina, melainkan tersebar di beberapa titik.

Gejala umum yang dirasakan meliputi pandangan tidak tajam, sakit kepala, dan mata yang cepat lelah. Gangguan ini bisa dikoreksi menggunakan kacamata, lensa kontak khusus, atau melalui prosedur bedah refraktif.

4. Rabun jauh

Miopia atau rabun jauh adalah kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan melihat objek yang letaknya jauh. Biasanya, penglihatan akan tampak buram saat melihat tulisan di papan tulis, rambu lalu lintas, atau layar televisi dari jarak tertentu. Risiko mengalami rabun jauh meningkat jika ada riwayat serupa dalam keluarga atau jika sering membaca dalam jarak yang sangat dekat.

Kondisi ini terjadi karena bentuk bola mata yang terlalu panjang atau karena kelainan pada kornea dan lensa, sehingga cahaya tidak jatuh tepat di retina, melainkan di depannya

Gejalanya. umumnya mulai muncul saat anak memasuki usia sekolah dan bisa berkembang selama masa remaja. Penderita biasanya memerlukan pergantian ukuran kacamata secara berkala.

Umumnya, kondisi ini akan stabil saat seseorang menginjak usia 20-an awal. Untuk mengoreksi rabun jauh, bisa digunakan kacamata, lensa kontak, atau menjalani prosedur laser seperti LASIK.

Meski tingkat keberhasilan-nya tinggi, prosedur ini tidak disarankan bagi mereka yang memiliki kornea tipis, mata kering parah, atau masalah penglihatan berat lainnya. Salah satu efek sampingnya adalah peningkatan sensitivitas terhadap cahaya.

Baca juga: DKI ingatkan peran orang tua dibutuhkan guna jaga kesehatan mata anak

5. Rabun dekat

Rabun dekat adalah kondisi mata di mana seseorang kesulitan melihat objek yang berada dalam jarak dekat. Pada sebagian besar bayi, rabun dekat ringan merupakan hal yang normal dan biasanya akan menghilang seiring pertumbuhan. Namun, jika terus berlanjut, kondisi ini bisa menyulitkan dalam membaca atau melihat detail pada benda yang berada dekat.

Rabun dekat sering disebabkan oleh bola mata yang terlalu pendek, sehingga cahaya jatuh di belakang retina. Selain itu, bentuk kornea atau lensa yang tidak sempurna juga bisa menjadi pemicu-nya

Pada anak-anak, rabun dekat bisa memicu kondisi seperti mata malas atau juling, dan bisa mengganggu proses belajar. Oleh sebab itu, pemeriksaan mata rutin oleh dokter spesialis sangat disarankan.

Gejalanya antara lain mata cepat lelah, penglihatan kabur di malam hari, sakit kepala, dan kesulitan membaca. Penggunaan kacamata, lensa kontak, atau operasi refraktif bisa menjadi pilihan penanganan.

6. Glaukoma

Glaukoma adalah penyakit mata serius yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan permanen hingga kebutaan. Kondisi ini terjadi akibat meningkatnya tekanan dalam bola mata karena cairan yang menumpuk dan tidak keluar dengan baik.

Meski lebih sering dialami oleh orang lanjut usia, glaukoma bisa menyerang siapa saja. Gejalanya cenderung tidak disadari pada tahap awal, sehingga pemeriksaan mata berkala sangat penting. Penanganan glaukoma meliputi penggunaan obat tetes khusus hingga tindakan operasi, tergantung tingkat keparahannya.

7. Konjungtivitis

Konjungtivitis dikenal juga sebagai mata merah, merupakan peradangan pada selaput tipis yang melapisi bagian putih mata dan kelopak dalam. Kondisi ini membuat mata terasa perih, gatal, berair, dan tampak kemerahan.

Penyebabnya bisa beragam, mulai dari alergi, iritasi, hingga infeksi bakteri atau virus. Bila disebabkan oleh alergi, penanganan utamanya adalah menghindari pemicu alergi. Sedangkan konjungtivitis akibat infeksi perlu diobati dengan obat mata yang sesuai, seperti antibiotik dalam bentuk tetes atau salep.

Baca juga: Dokter ingatkan orang tua bantu percaya diri anak dengan low vision

Baca juga: Mata kanan dan kiri merah biasanya karena alergi

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |