Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar pada peringatan 10 tahun Hari Santri Nasional (HSN) menyatakan bersyukur karena Indonesia memiliki santri-santri yang tangguh.
"Kami bersyukur menjadi bangsa yang kuat, memiliki santri yang tangguh, dan umat yang berdaya," ujar Muhaimin dalam keterangan yang dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.
Walaupun demikian, ia mengingatkan para santri agar tetap menjadi santri yang tangguh untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik.
Ia juga mengingatkan bahwa penetapan HSN pada tahun 2015 merupakan penghormatan bagi para pejuang kemerdekaan, terutama umat Islam dan para santri, yang berjuang tanpa senjata, serta bermodalkan iman, takwa, dan keberanian.
"Mereka mempertaruhkan nyawa dan seluruh yang dimiliki demi kemerdekaan. Kini, tugas kita adalah menjaga, merawat, dan meneruskan warisan itu, yakni NKRI, atau negara kesatuan Republik Indonesia," kata Cak Imin, sapaan akrabnya.
Selain itu, Muhaimin juga mengingatkan dan kemudian mengajak semua pihak agar berkomitmen mencegah terulangnya tragedi seperti yang dialami Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur.
"Itu adalah peringatan bagi kita semua. Kelalaian bangsa, pemerintah, dan para pemangku kepentingan. Oleh karena itu, dari Barus ini, mari kita berkomitmen peristiwa semacam itu tidak boleh terulang lagi," ujarnya.
Sementara itu, ia mengatakan peringatan HSN 2025 di Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, merupakan sebuah sejarah baru.
"Para santri hari ini tengah membuat sejarah sebab kita laksanakan upacara di titik nol Barus. Titik di mana Islam berkembang merata dari sini sampai ke seluruh negeri," katanya.
Baca juga: Cak Imin: Hari Santri momentum kebangkitan santri lewat ilmu dan karya
Baca juga: Waketum MUI: Hari Santri momentum teladani semangat juang santri-ulama
Baca juga: Kado Hari Santri, Presiden setuju pembentukan Ditjen Pesantren Kemenag
Pewarta: Rio Feisal
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































