Wewenang tugas dasar dan tantangan kerja bagi dokter yang sedang koas

1 month ago 17

Jakarta (ANTARA) - Koas atau masa Koassisten merupakan tahap penting dalam perjalanan pendidikan kedokteran sebagai langkah akhir sebelum mendapatkan status resmi sebagai dokter.

Dalam pendidikan ini, para calon dokter mulai merasakan secara langsung dunia medis yang umumnya berlangsung di rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang bermitra dengan universitas tempat mereka menimba ilmu.

Dengan masa koas sekitar 1,5 hingga 2 tahun, dokter muda berkesempatan memperoleh pengalaman langsung dalam menangani pasien dengan arahan dari dokter senior.

Tugas dan tanggung jawab yang diemban selama masa koas sangat besar, karena mereka tidak hanya dituntut untuk menguasai pengetahuan teori, tetapi juga untuk mengembangkan keterampilan klinis serta kemampuan interpersonal.

Baca juga: Polisi ungkap motif kasus penganiayaan dokter koas di Palembang

Meskipun masih dalam tahap pembelajaran, para dokter koas sering kali berada di garis depan dalam memberikan pelayanan kepada pasien, bekerja di bawah bimbingan dokter senior, serta berperan aktif dalam proses diagnosa dan pengobatan.

Namun, di balik pengalaman berharga ini, terdapat berbagai tantangan yang harus mereka hadapi, mulai dari tekanan waktu, beban fisik yang berat, hingga tanggung jawab moral terhadap pasien yang membutuhkan perhatian penuh.

Bagaimana seorang dokter koas menghadapi dan mengatasi tantangan-tantangan tersebut menjadi bagian dari perjalanan mereka untuk menjadi profesional medis yang kompeten dan profesional.

Berikut adalah tugas wewenang dan tantangan bagi calon dokter yang sedang melakukan koas, yang telah dilansir dari berbagai sumber.

Baca juga: Tingkatkan kualitas akademik, mahasiswa FK-UISU koas di RS Malaysia

Tugas dan wewenang dokter koas

Secara umum, dokter koas hanya menjalankan tugas yang diberikan oleh dokter pembimbing atau senior, yang meliputi interaksi seperti wawancara dengan pasien, menganalisis hasil pemeriksaan rontgen, terlibat dalam prosedur operasi, serta memeriksa kondisi pasien di bangsal. Setelah menyelesaikan masa koas, mereka akan menghadapi ujian kompetensi untuk menilai kemampuan yang telah mereka peroleh.

Selain berinteraksi dengan pasien, calon dokter juga memiliki tugas untuk menganalisis penyakit yang diderita pasien. Hasil analisis ini kemudian dipresentasikan di depan dokter senior. Dengan demikian, masa koas bisa dianggap sebagai ujian praktik langsung.

Berikut beberapa tugas lainnya yang harus ditanggung jawabkan. Diantaranya:

  1. Melakukan pemeriksaan fisik dan menetapkan diagnosis atas kondisi kesehatan pasien.
  2. Menyusun rencana terapi dan memberikan perawatan medis yang sesuai untuk pasien.
  3. Terlibat dalam prosedur medis seperti operasi atau tindakan diagnostik lainnya.
  4. Menanggung tanggung jawab terhadap pasien dengan kondisi medis yang rumit dan memerlukan perhatian intensif.
  5. Menangani tugas administratif seperti pencatatan rekam medis, penyusunan laporan, serta mengkoordinasikan perawatan pasien bersama tim medis lainnya.
  6. Berkontribusi dalam penelitian medis atau proyek pengembangan klinis dalam bidang spesialisasi tertentu.
  7. Mengikuti perkembangan terbaru di bidang spesialisasi dengan mengikuti pelatihan, konferensi, seminar, atau diskusi ilmiah lainnya.

Baca juga: Polda Sumsel tangani kasus penganiayaan seorang dokter koas

Tantangan dokter koas

Masa koas, yang merupakan tahap terakhir dalam pendidikan kedokteran, menjadi waktu krusial bagi dokter muda untuk mengembangkan keterampilan klinis mereka dan menyesuaikan diri dengan dunia medis yang sesungguhnya. Namun, masa ini juga penuh dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi oleh para dokter koas.

Berikut ini beberapa tantangan umum yang sering dialami oleh dokter koas:

1. Beban kerja yang berat

Koas sering kali melibatkan jam kerja yang panjang dan kadang melelahkan. Dokter koas harus mampu mengatur waktu dengan bijak untuk menjalani rotasi di berbagai bagian rumah sakit, mulai dari ruang rawat inap hingga ruang bedah, yang bisa mempengaruhi keseimbangan hidup pribadi dan profesional mereka.

2. Tekanan dan stres

Tanggung jawab yang besar untuk menangani pasien, ditambah dengan tekanan untuk memenuhi ekspektasi dosen dan tim medis senior, dapat menyebabkan stres. Ditambah lagi dengan ketakutan akan kesalahan medis yang dapat berdampak serius pada pasien, tekanan ini menjadi semakin berat.

Baca juga: Unsri Palembang bentuk tim investigasi usut kasus pemukulan koas

3. Kurangnya pengalaman

Meskipun sudah mendapatkan dasar teori yang kuat, dokter koas masih terbatas dalam pengalaman klinis. Ketidakpastian dan rasa kurang percaya diri sering kali muncul, terutama saat menghadapi kasus medis yang rumit.

4. Adaptasi dengan lingkungan kerja

Di rumah sakit, terdapat struktur hierarki yang jelas antara dokter senior, dokter koas, dan tenaga medis lainnya. Dokter koas perlu belajar untuk menyesuaikan diri dengan struktur ini. Selain itu kemampuan untuk berinteraksi dengan pasien.

Berkomunikasi dengan pasien yang memiliki latar belakang sosial dan budaya yang beragam menjadi tantangan tersendiri, karena penting agar pelayanan yang diberikan dapat memenuhi harapan pasien dan membuat mereka merasa nyaman.

5. Kurang istirahat

Jadwal yang padat dapat menyebabkan beban kerja yang berat, ditambah dengan seringnya dipanggil untuk menangani kasus darurat, yang membuat dokter koas kekurangan waktu tidur.

Hal ini perlu dihadapi dan dikelola dengan baik, karena tugas dokter koas sama seperti dokter profesional lainnya, yaitu memberikan pelayanan terbaik dengan penanganan yang tepat, agar tidak terjadi kesalahan yang dapat berujung pada masalah.

Baca juga: Polisi ungkap motif kasus penganiayaan dokter koas di Palembang

Baca juga: Mengenal tentang koas, bagi lulusan Kedokteran sebelum menjadi dokter

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2024

Read Entire Article
Rakyat news | | | |