Wamenkes: Penyebaran TBC di Lapas miliki risiko 10 kali lebih tinggi

1 month ago 16

Tangerang (ANTARA) - Wakil Menteri Kesehatan Dr. Dante Saksono mengatakan penyebaran TBC di lembaga pemasyarakatan (lapas) memiliki risiko 10 kali lebih tinggi sehingga perlu dilakukan penanganan hingga pencegahan.

“Jadi kami lakukan skrining kesehatan hari ini, baik skrining TBC, iva test hingga cek kesehatan tes secara umum,” kata Wamenkes Dr. Dante saat meninjau kegiatan Active Case Finding Tuberkulosis di Lapas Perempuan Kelas IIA Tangerang, Rabu.

Ia menjelaskan kegiatan skrining adalah upaya untuk memberikan pelayanan kesehatan secara merata serta mengidentifikasi kasus TBC pada kelompok berisiko dan salah satunya di dalam lembaga pemasyarakatan.

"Bahkan berdasarkan laporan, sekitar 80 persen warga binaan mengonsumsi obat pencegahan TBC,” katanya.

Baca juga: Warga binaan Lapas Gorontalo jalani pemeriksaan TBC

Baca juga: Lapas kelas IIA Ambon lakukan pemeriksaan TBC kepada warga binaan

Berdasarkan hasil identifikasi provinsi, yang mencapai cakupan TBC terbaik ini adalah Provinsi Banten dan Kota Tangerang jadi salah satu wilayahnya.

“Diharapkan berbagai program yang ada di Tangerang ini bisa direplikasi ke daerah lain, sehingga proses identifikasi TBC bisa optimal,” kata Wamenkes RI.

Wali Kota Tangerang Sachrudin menerangkan berbagai program deteksi TBC di Kota Tangerang terus dimasifkan sebagai bagian dari upaya mengentaskan penyebaran kasus TBC di Kota Tangerang.

Misalnya saja Kader Asmara TBC dan Ransel TBC sehingga cakupan skrining mandiri lebih banyak lagi. Lalu perhatian terhadap kebutuhan sanitasi yang bersih dan kebutuhan gizi yang baik.

"Kami terus berikan yang terbaik kepada pasien TBC di Kota Tangerang,” ujar Wali Kota Sachrudin.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang dr. Dini Anggraeni menuturkan sebanyak 280 warga binaan yang dilakukan skrining kesehatan gratis dan IVA Tes.

Pemkot Tangerang akan terus memaksimalkan skrining Active Case Finding TBC selama satu tahun ke depan. Selain itu, program Ransel TBC juga akan dimasifkan ke sekolah-sekolah.

Pemkot juga akan melakukan skrining sepekan dua kali menggunakan rontgen mobile dan Tes Cepat Molekuler untuk memastikan hasil skrining dari Ransel TBC.

Lalu apabila ditemukan kasus positif akan diberikan pengobatan hingga sembuh. Diharapkan, upaya itu dapat menurunkan angka prevalensi TBC.

"Tidak hanya di urusan kesehatan saja tetapi juga kolaborasi dalam lintas sektor seperti lingkungan, sosial ekonomi, dan keterlibatan masyarakat dalam menurunkan angka TBC," ujarnya.*

Baca juga: Ratusan narapidana Lapas Madiun jalani tes deteksi HIV/AIDS

Pewarta: Achmad Irfan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |