Utusan Presiden apresiasi pesantren di Garut terapkan ketahanan pangan

3 weeks ago 7

Garut (ANTARA) - Utusan Khusus Presiden Bidang Ketahanan Pangan Muhammad Mardiono mengapresiasi Pondok Pesantren Zawiyah di Kabupaten Garut, Jawa Barat yang menerapkan kurikulum pendidikannya tentang ketahanan pangan yang sejalan dengan program unggulan Presiden Prabowo Subianto.

"Di sini sudah tumbuh tentang bagaimana kurikulum di sekolah menengah yang mengambil kurikulum ketahanan pangan," kata Muhammad Mardiono saat kunjungan kerjanya sekaligus menghadiri pengajian rutin jamaah di Pondok Pesantren Zawiyah, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Jumat (21/11) malam.

Ia menuturkan sesuai dengan program Asta Cita Presiden Prabowo tentang ketahanan pangan maka saat ini terus berupaya bersama-sama mewujudkan swasembada pangan dan menjaga ketahanan pangan nasional.

Adanya program pendidikan jurusan ketahanan pangan di Pesantren Zawiyah, kata dia, tentunya harus didukung dan disinergikan dengan kementerian terkait untuk mewujudkan swasembada pangan dan menuju tahun emas Indonesia tahun 2045.

"Sebagaimana kita tahu, Asta Cita Presiden Prabowo Subianto persoalan ketahanan pangan ini adalah menjadi skala prioritas dalam rangka untuk mewujudkan pertama swasembada pangan, yang kedua juga untuk menyongsong Indonesia menuju tahun emas, Indonesia emas di tahun 2045," katanya.

Ia mengatakan konsep pendidikan yang diterapkan oleh Pesantren Zawiyah tidak hanya kegiatan keagamaan pada umumnya seperti mengaji, tapi juga ada pendidikan lain yakni sekolah kejuruan tentang kurikulum ketahanan pangan.

Lembaga pendidikan di Garut itu, menurut dia, sudah lebih maju dengan mengembangkan ketahanan pangan yang dinilai sebagai satu landasan untuk membangun Indonesia yang lebih maju.

"Kita bisa mencerdaskan bangsa, kalau pangannya kita bisa tersedia secara menyeluruh. Jadi, dari berbagai substansi program itu tidak akan terlepas dari persoalan-persoalan ketahanan pangan," katanya.

Ia menjelaskan kurikulum ketahanan pangan yang diterapkan pesantren itu di antaranya tentang pengolahan, kemudian pendidikan tentang memproduksi pangan.

Konsep pendidikan itu, kata dia, bisa menjadi proyek percontohan untuk lembaga pendidikan lainnya di Indonesia sebagai jurusan tentang ketahanan pangan di tingkat SMK yang diharapkan nanti pangan melimpah dan tidak lagi impor.

"Kita tahun ini sudah tidak impor lagi, jadi sesuai yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto lima tahun ini kita harus mencapai swasembada pangan, satu tahun ini kita sudah tidak impor, mudah-mudahan nanti tahun depan dan seterusnya itu juga tidak impor lagi," katanya.***3***

Baca juga: Mentan tegaskan Kementan fokus jadikan Indonesia berdaulat pangan

Baca juga: Kemenko Pangan ungkap 10 agenda resiliensi perkuat ketahanan pangan

Baca juga: Pemprov NTB ajak masyarakat hentikan pemborosan pangan

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |