Jakarta (ANTARA) - Selain bantuan medis darurat, atas permintaan pemerintah Vanuatu, China juga mengirimkan empat pakar teknik untuk membantu pemulihan pascagempa di negara tersebut.
Kerumunan di Bandar Udara (Bandara) Internasional Port Vila, yang terletak di Port Vila, ibu kota Vanuatu, bersorak sorai ketika sebuah pesawat sewaan yang dihiasi dengan bendera nasional China mendarat di tengah hujan gerimis pada Kamis (2/1).
Pesawat tersebut membawa 35 ton pasokan bantuan darurat yang dikirimkan oleh China ke Vanuatu, meliputi tenda, tempat tidur lipat, lampu tenaga surya, makanan, pemurni air, dan peralatan medis.
Negara kepulauan di Pasifik tersebut dihantam gempa bumi bermagnitudo 7,3 pada 17 Desember lalu. Gempa ini menewaskan setidaknya 14 orang, melukai lebih dari 200 orang, dan menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur.
Pertolongan Pertama
Lemari obat yang roboh, dokumen yang berserakan, dan tempat penampungan yang runtuh, itulah bentuk kehancuran yang ditinggalkan oleh bencana tersebut untuk para sukarelawan medis China yang telah mengabdi di Vila Central Hospital sejak September lalu.
Meskipun mengalami luka-luka dan gempa susulan yang terus terjadi, kelompok berdedikasi yang terdiri dari sembilan profesional perawatan kesehatan ini segera bergegas dari tempat tinggal mereka menuju rumah sakit tersebut. Mereka menjadi salah satu tim medis pertama yang memberikan bantuan pascagempa.
Wang Rui, seorang dokter spesialis pernapasan dan perawatan kritis di tim tersebut, mengatakan dirinya tidak bisa melupakan kejadian ketika para korban berduyun-duyun ke rumah sakit. Karena jumlah pasien yang terluka membludak secara tiba-tiba, mereka harus mendirikan sejumlah tenda di luar rumah sakit itu untuk digunakan sebagai ruang darurat sementara.
"Dihadapkan dengan luka yang kompleks, obat-obatan yang tidak memadai, dan peralatan yang terbatas, kami harus berimprovisasi," kata ahli anestesia Zhao Yanjun, seraya menambahkan bahwa teknik dan peralatan yang canggih akan diperkenalkan ke negara tersebut.
Sebagai tim medis China ketiga yang dikirim ke Vanuatu, para profesional medis ini telah merawat lebih dari 1.800 pasien serta terlibat dalam 300 lebih operasi bedah dan sekitar 30 sesi pelatihan.
Komunitas Tionghoa di Vanuatu juga ambil bagian dalam pekerjaan penyelamatan dan rekonstruksi setempat serta menawarkan sumber daya material.
(Bersambung ke Bagian 2)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2025