Makassar (ANTARA) - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menjadikan Sulawesi Selatan (Sulsel) sebagai daerah percontohan untuk uji coba aplikasi sistem informasi pengukuran pelembagaan Pancasila, yang menempatkan provinsi itu sebagai wakil kawasan Indonesia Timur dalam menguji validitas sekaligus penerapan aplikasi tersebut.
Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sulsel Jufri Rahman dalam keterangannya di Makassar, Rabu, menyambut baik rencana BPIP menjadikan daerahnya sebagai percontohan.
“Mereka memaparkan, pengukuran aktualisasi Pancasila lebih banyak di masyarakat, sedangkan pengukuran pelembagaan Pancasila berkaitan dengan kebijakan pemerintah, apakah sudah sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila,” ujar Jufri.
Baca juga: Pembudayaan Pancasila perlu dilakukan melalui pelembagaan
Ia juga mengusulkan agar pada tahun pertama dilakukan uji parameter sekaligus sosialisasi. Tahun kedua, barulah dilakukan perekaman untuk menilai indeks secara lebih terukur.
Sekdaprov juga menekankan pentingnya perbandingan basis data dengan tahun sebelumnya agar hasil pengukuran lebih komprehensif.
Sementara Direktur Pengukuran Pelembagaan Pancasila BPIP Hotrun Siregar mengatakan kedatangannya ke Makassar bertujuan memotret sejauh mana nilai-nilai Pancasila hidup di tengah masyarakat dengan metode survei berbasis masyarakat, bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS).
Baca juga: Baca ikrar di HKP 2025, Puan: Bulatkan tekad amalkan nilai Pancasila
Kedua, kata dia, untuk pengukuran pelembagaan Pancasila yang dilakukan bersama instansi pemerintah, baik Kementerian/Lembaga (K/L) maupun pemerintah daerah, untuk menilai sejauh mana kebijakan, regulasi, dan praktik penyelenggaraan negara selaras dengan nilai-nilai Pancasila.
“Sulsel akan menjadi salah satu daerah yang ditunjuk untuk uji validitas, sekaligus uji coba aplikasi tersebut. Sulsel akan mewakili kawasan Indonesia Timur,” kata Hotrun Siregar.
Baca juga: Presiden Prabowo pimpin upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila
Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.