Jakarta (ANTARA) - Perubahan musim sering kali membawa kondisi cuaca yang fluktuatif dan meningkatkan risiko penyakit, terutama pada anak-anak.
Pergantian musim ini dapat memicu peningkatan penyakit anak-anak seperti flu biasa dan demam, yang berpotensi menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, serta penurunan energi.
Sayangnya, hidrasi sering kali diabaikan dalam kondisi kesehatan ini, padahal memiliki dampak besar pada pemulihan. Memahami hubungan antara hidrasi, imunitas, dan pemulihan sangat penting untuk mendukung anak-anak yang sedang sakit.
“Dehidrasi terjadi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang diterima, menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit penting seperti natrium, kalium, dan klorida. Elektrolit ini berperan penting dalam menjaga fungsi sel, transmisi saraf, dan kontraksi otot,” kata Prof. Dr. NL Sridhar (MD Pediatri, LLB, Profesor di Apollo Institute of Medical Sciences and Research, Hyderabad, serta Direktur NEO BBC Hospital, Vidyanagar, Hyderabad) dalam wawancara dengan Hindustan Times Lifestyle, yang dikutip di Jakarta, Selasa.
Ia menambahkan, karena rasio luas permukaan tubuh yang lebih besar dibandingkan volume tubuh, anak-anak kehilangan lebih banyak cairan melalui kulit saat demam tinggi.
Baca juga: IDAI: Kenali bahaya diare melalui tanda dehidrasi pada anak
Anak kecil sering kali kesulitan menyampaikan rasa haus atau minum cukup air, sehingga berisiko mengalami dehidrasi.
Ketika anak mengalami dehidrasi, imunitas mereka melemah, membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi. Beberapa tanda dehidrasi termasuk mulut kering, urine berwarna gelap, lesu, dan pusing. Jika tanda-tanda ini berlanjut, segera konsultasikan dengan dokter.
Dr. NL Sridhar menjelaskan bahwa selama perubahan musim, penyakit non-diare seperti demam, infeksi virus, dan mual menjadi umum pada anak-anak. Demam meningkatkan keringat dan kehilangan cairan, sementara mual dan muntah mengurangi asupan cairan dan makanan, menyebabkan defisit cairan, elektrolit, dan energi yang dapat memperlambat pemulihan.
- Demam: Setiap kenaikan suhu tubuh 1°C dapat menyebabkan peningkatan kehilangan cairan hingga 10 persen, yang dapat menyebabkan dehidrasi.
- Nafsu makan buruk: Penyakit sering mengurangi asupan makanan, sehingga tubuh kekurangan karbohidrat, sumber energi utama.
Baca juga: IDAI: Kebutuhan cairan tubuh anak naik 10 persen saat cuaca ekstrem
Tanpa hidrasi yang memadai dan pengisian kembali energi, tubuh dapat mulai memecah protein otot untuk memenuhi kebutuhan energi, menyebabkan kelelahan dan memperpanjang masa sakit.
Untuk mengatasi efek dehidrasi, penting untuk memfokuskan pada pengisian kembali cairan, elektrolit, dan energi.
“Akademi Pediatri India menekankan pentingnya menjaga hidrasi anak saat demam karena anak-anak kehilangan lebih banyak cairan selama demam. Meski air penting, air saja mungkin tidak cukup untuk menggantikan defisit elektrolit dan energi,” ujar Dr. NL Sridhar.
Ia menyarankan, formulasi siap minum dengan komposisi elektrolit dan energi yang seimbang secara ilmiah sangat bermanfaat karena memastikan kualitas dan rasa yang konsisten.
Mikronutrien seperti tembaga, seng, selenium, dan vitamin C juga penting untuk mendukung fungsi kekebalan tubuh dan bertindak sebagai antioksidan.
Baca juga: IDAI: Cuaca ekstrem sebabkan anak mudah dehidrasi hingga mimisan
Beberapa format siap minum mengandung elektrolit dan mikronutrien seperti seng dan selenium, yang diketahui membantu meningkatkan hidrasi dan imunitas, mempercepat pemulihan dari penyakit non-diare.
Menurut Dr. NL Sridhar, elektrolit seperti natrium, kalium, dan magnesium sangat penting selama pemulihan dari penyakit musiman, berikut penjelasannya:
- Natrium membantu penyerapan dan retensi cairan, menjaga hidrasi.
- Kalium mendukung fungsi otot, yang sering terganggu saat dehidrasi.
- Magnesium membantu perbaikan sel dan produksi energi, memperkuat sistem kekebalan tubuh untuk pemulihan yang lebih efektif.
Baca juga: Dokter: Waspada dehidrasi pada anak diare yang bisa sebabkan kematian
Identifikasi dini dan penanganan dehidrasi serta defisit energi dapat secara signifikan mempercepat pemulihan pada anak-anak.
“Perubahan musim menghadirkan tantangan unik bagi kesehatan anak, dengan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit menjadi perhatian utama selama penyakit non-diare. Memastikan hidrasi yang tepat, pengisian elektrolit, dan asupan energi yang cukup adalah langkah penting untuk mendukung imunitas dan pemulihan lebih cepat,” ungkap Dr. NL Sridhar menjelaskan.
Ia merekomendasikan penggunaan cairan siap minum dengan elektrolit dan mikronutrien merupakan solusi praktis dan efektif untuk mengelola hidrasi dan imunitas di tengah perubahan musim.
Orang tua harus tetap waspada terhadap tanda-tanda dehidrasi dan berkonsultasi dengan dokter anak untuk perawatan yang tepat.
“Dengan memprioritaskan hidrasi dan memenuhi kebutuhan energi, kita dapat membantu anak-anak melewati perubahan musim dengan kesehatan yang lebih baik,” ujarnya.
Baca juga: Dokter anjurkan orang tua pantau tanda dehidrasi saat anak demam
Penerjemah: Putri Hanifa
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024