Jakarta (ANTARA) - Indonesia patut menjadikan Brasil sebagai pintu gerbang kerja sama ekonomi di kawasan Amerika Latin dengan memperkuat investasi di negara itu, ucap peneliti hubungan internasional lembaga CSIS Muhammad Habib.
“Untuk mengharapkan Brazil dapat menjadi pintu gerbang, artinya Indonesia juga harus berinvestasi di sektor manufaktur mereka dan mengeksplorasi jejaring mitra di negara tetangganya,” kata Habib merespons pertanyaan ANTARA di Jakarta, Kamis.
Menurut peneliti itu, Indonesia memerlukan pendekatan menyeluruh di semua aspek demi mengoptimalkan hubungan ekonomi dengan Brasil. Hal itu dapat dilakukan antara lain dengan mempelajari lanskap keunggulan komparatif, regulasi, serta standar bisnis di Brasil, katanya.
Untuk itu, pemerintah Indonesia sebaiknya terus memberi dukungan atas akses pembiayaan dan ekspor ke Brasil dan Amerika Latin, tutur peneliti CSIS itu.
Perjanjian ekonomi, seperti dalam bentuk Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA), juga dapat menjadi pintu masuk untuk meningkatkan harmonisasi standar teknis dan non-teknis antara kedua negara, ucap Habib.
Terkait fokus kerja sama bilateral, Habib menyampaikan bahwa Indonesia dan Brasil memiliki kesamaan kepentingan dalam mewujudkan agenda hijau yang adil dan merata, serta memiliki potensi nilai sosial-ekonomi dari konservasi hutan tropis yang dimiliki kedua negara.
Indonesia dan Brasil juga memiliki potensi besar untuk meningkatkan kerja sama dalam mewujudkan ketahanan pangan, khususnya mengingat upaya Indonesia untuk menjadi lumbung pangan dunia dan inisiatif “Aliansi Global Melawan Kelaparan dan Kemiskinan” gagasan Brasil saat memegang Presidensi G20 tahun lalu.
“Tentu menjadi harapan juga ketika Indonesia dan Brasil bisa menjadi kontributor bagi dana atau bantuan pembangunan dalam rangka mengisi kekosongan yang ditinggalkan negara-negara maju,” kata peneliti CSIS itu, menambahkan.
Dalam pernyataan pers bersama usai pertemuan bilateral dengan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis, Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan bahwa Indonesia dan Brasil memiliki kesamaan posisi sebagai kekuatan ekonomi baru di kawasan global selatan.
Prabowo juga mengatakan bahwa untuk meningkatkan perdagangan dengan Amerika Latin, termasuk dengan Brasil, Indonesia berupaya mewujudkan kesepakatan CEPA dengan kelompok negara Amerika Selatan Mercosur. "Dan kita dapat dukungan dari Brasil, karena Brasil sekarang adalah Presiden dari Mercosur, kita berharap dukungan terus," ucap dia.
Sementara itu, menurut keterangan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, nilai perdagangan total antara Indonesia dengan kawasan Amerika Latin dan Karibia meningkat signifikan dari angka 7,59 miliar dolar AS pada 2018 menjadi 14,43 miliar dolar AS pada 2024.
Baca juga: Lula ingin hubungan ekonomi Indonesia-Brazil lampaui 6 miliar dolar AS
Baca juga: Prabowo sebut pertemuan dengan Lula produktif perkuat berbagai bidang
Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































