RI dan Jepang sepakat perkuat kerja sama perdagangan di ASEAN

2 weeks ago 5

Jakarta (ANTARA) - Indonesia dan Jepang sepakat untuk memperkuat kerja sama perdagangan di wilayah ASEAN di tengah kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS).

Hal itu disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati usai bertemu dengan Menteri Keuangan Jepang H.E. Katsunobu Kato di sela agenda ASEAN+3 Finance Ministers and Central Bank Governors’ Meeting.

“Kami juga sepakat bahwa kedekatan budaya, geografis, dan sejarah antara negara ASEAN+3 merupakan fondasi kuat untuk menciptakan stabilitas dan kesejahteraan di kawasan,” kata Sri Mulyani, dikutip dari akun Instagram @smindrawati di Jakarta, Senin.

Menurut dia, Jepang pernah menghadapi isu serupa pada era 80-an terkait dengan kebijakan tarif AS. Pengalaman Jepang dalam menghadapi perang dagang dengan AS dianggap memberikan perspektif yang berharga dan menjadi referensi penting dalam menyusun langkah ke depan.

Sri Mulyani juga menyampaikan bahwa Indonesia mendapat respons positif dari Pemerintah AS sebagai salah satu negara pertama yang secara proaktif melakukan negosiasi tarif.

Baca juga: RI tekankan pentingnya cara mengimplementasikan kebijakan di ASEAN+3

Sebagai bagian dari negosiasi, Indonesia telah menyiapkan paket kebijakan yang komprehensif mencakup berbagai isu, yakni tariff barrier, non-tariff barrier, serta defisit neraca perdagangan AS.

“Diskusi kami juga mencakup dampak eskalasi perang tarif terhadap industri otomotif dan elektronik yang selama ini menjadi pilar perdagangan global dan didominasi oleh AS, Jepang, China, dan Eropa,” tutur Sri Mulyani.

Diberitakan sebelumnya, Indonesia menekankan pentingnya pembahasan mengenai cara mengimplementasikan kebijakan fiskal dalam pertemuan ASEAN+3 Finance Ministers and Central Bank Governors' Meeting.

“Saya menyampaikan pentingnya tidak hanya memahami ‘apa’ kebijakan fiskal yang ideal, tetapi juga ‘bagaimana’ cara efektif untuk mengimplementasikannya,” ujar Sri Mulyani.

Hasil studi ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) menunjukkan bahwa kebijakan fiskal di masing-masing negara anggota berperan dalam mendorong pertumbuhan nasional sekaligus menjaga keberlanjutan fiskal. Terlebih, tiap negara memiliki kondisi domestik yang berbeda.

Baca juga: Usai negosiasi tarif AS, Sri Mulyani temui Menkeu China di Milan

Maka dari itu, pembelajaran dari pengalaman negara lain dalam menghadapi tantangan domestik dapat menjadi kunci untuk mencapai stabilitas dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |