Rentan kurang mikronutrien, dokter minta zat besi balita diperhatikan

10 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis anak Dr. dr. T.B Rachmat Sentika, SpA, MARS mengatakan pemenuhan zat besi harus diperhatikan pada balita, terutama usia 6 - 24 bulan, karena balita pada usia tersebut rentan kekurangan mikronutrien.

"Sebaiknya perhatian terhadap pemenuhan zat besi tidak hanya fokus pada remaja putri dan ibu hamil, namun juga pada balita, terutama usia 6 - 24 bulan. Sebab, kekurangan mikronutrien rentan terjadi pada usia tersebut," katanya dalam seminar kesehatan di Jakarta, Jumat.

Pihaknya mengajak orang tua agar memberikan pangan yang difortifikasi kepada anak.

"Upayakan anak itu mengonsumsi pangan yang difortifikasi, makanan-makanan fabrikasi yang memang diperkaya dengan vitamin dan zat gizi mikro," katanya.

Menurut dia, pangan fortifikasi biasanya memiliki tambahan vitamin, mineral, dan zat gizi mikro lainnya yang diperlukan tubuh.

Rachmat Sentika mengatakan tubuh tidak dapat membuat mikronutrien sendiri. Oleh karena itu, mikronutrien harus dipenuhi dari makanan sehat yang dikonsumsi.

Baca juga: Bidan perlu rekomendasikan skrining anemia setiap trimester kehamilan
Baca juga: Kiat agar suplemen zat gizi terserap baik selama kehamilan

Dia menambahkan banyak jenis pangan fortifikasi yang seharusnya dapat menjadi sumber pemenuhan gizi anak.

"Edukasi tentang makanan-makanan kaya gizi ini sudah ada dalam buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), jadi buku KIA yang dibawa saat ke posyandu itu bukan hanya untuk mengisi tinggi badan dan berat badan anak, tapi juga ada banyak informasi tentang makanan kaya gizi untuk ibu hamil dan balita," kata Rachmat Sentika.

Sementara Wakil Ketua Majelis Kesehatan PP 'Aisyiyah, Chairunnisa, menyampaikan keprihatinan atas tingginya angka risiko Anemia Defisiensi Besi (ADB) pada balita Indonesia.

"Satu dari tiga balita kita berisiko untuk mengalami ADB. Fakta ini tentu tidak bisa kita abaikan begitu saja," tuturnya.

Menurut dia, permasalahan ADB tidak boleh dibiarkan dan harus menjadi perhatian bersama.

Sebagai organisasi perempuan yang memiliki fokus terhadap isu kesehatan, Chairunnisa menyebut 'Aisyiyah berkomitmen untuk mengatasi ADB.

"Aisyiyah sebagai organisasi perempuan sebagai penggerak di masyarakat maka penting sekali untuk bagaimana kita mempunyai kepedulian untuk mengatasi jangan sampai ADB ini terjadi secara berkelanjutan," kata Chairunnisa.

Baca juga: Ahli: Anak kekurangan zat besi bisa turunkan perkembangan daya pikir
Baca juga: Dokter: Zat besi penting untuk proses tumbuh kembang anak

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |