Gianyar, Bali (ANTARA) -
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mengincar bibit pemain muda potensial yang ditargetkan masuk tim nasional melalui turnamen Bali 7s yang berskala internasional.
“Pastinya yang bagus pasti akan ditarik ke atas, jadi kami tidak hanya memantau saja,” kata Ketua Umum PSSI Erick Thohir di sela pembukaan turnamen Bali 7s di Bali United Training Center di Kabupaten Gianyar, Bali, Jumat.
Menurut dia, turnamen yang melibatkan anak usia dini itu memiliki potensi besar melahirkan pemain muda berbakat dan profesional masa depan.
Menteri BUMN itu menambahkan bakat pemain sepak bola usia dini itu akan semakin terasah dan memiliki keahlian dan menambah pengalaman untuk masuk di tim nasional.
Pasalnya, turnamen yang diadakan sejak 2024 itu melibatkan tujuh kategori usia yakni delapan tahun (U-8) kemudian U-10, U-12, U-14, U-16, pro dan putri.
Baca juga: Menpora nilai turnamen Bali 7s tambah bekal bibit pemain sepak bola
Erick berharap turnamen yang diselenggarakan klub Bali United itu dapat dikelola serius dengan didukung semua pihak agar pengembangan sepak bola usia dini terus bertumbuh.
“Saya berharap kompetisi berjenjang seperti Bali 7s ini tidak terputus,” ucap Erick.
Pengembangan sepak bola usia dini itu menjadi momentum positif di tengah upaya seluruh pihak di tanah air memajukan sepak bola nasional berlaga di level dunia di antaranya timnas U-17 yang lolos Piala Dunia U-17 2025 dan timnas yang saat ini berjuang pada babak kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
“Momentum ini harus kita jaga,” ucap Erick Thohir.
Turnamen Bali 7s diikuti diikuti 389 tim dengan melibatkan sekitar 6.000 pemain dan staf kepelatihan dari enam negara yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Hong Kong, dan Australia pada 18-20 April.
Jumlah itu meningkat dibandingkan penyelenggaraan pada 2024 yakni 226 tim dari tiga negara dan dihadiri sekitar 3.600 pemain dan staf pelatih.
Baca juga: Dua tim Indonesia raih hasil apik pada awal JSSL Singapore 7’s 2025
Baca juga: PSSI terima anggaran besar, pengamat nilai wajar
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2025