Jakarta (ANTARA) - Indonesia Emas 2045 menargetkan kemajuan besar, termasuk peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan bersaing. Menurut McKinsey, Indonesia akan mencapai bonus demografi, dengan mayoritas usia produktif (15-64 tahun). Sasaran utama visi ini meliputi pendapatan tinggi, kemiskinan nol persen, pengaruh internasional meningkat, daya saing SDM meningkat, dan penurunan emisi gas rumah kaca menuju Net Zero.
Namun, tantangan muncul karena tingkat pendidikan tinggi lanjutan (Magister dan Doktor) di Indonesia masih rendah yaitu 0,49%, dibandingkan negara tetangga dan negara maju. Riset menjadi kunci penting untuk meningkatkan kualitas SDM dan daya saing bangsa.
Untuk mendukung visi tersebut, Kementerian Agama RI bekerjasama dengan LPDP meluncurkan Mora The Air Funds Program, yang fokus pada pendanaan riset bertujuan memperkuat kapasitas SDM dan inovasi di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam dan lembaga terkait. Program ini didukung oleh Pusat Pembiayaan Pendidikan dan Keagamaan (PUSPENMA) dan Ditjen Pendidikan Islam, dengan pendanaan awal 50 miliar rupiah per tahun sejak 2024.
Ilustrasi - MoRA The Air Funds‘’Ke depan diharapkan LPDP memberikan alokasi anggaran yang lebih besar, mengingat jumlah PTK di bawah Kemenag mencapai 1000 perguruan tinggi dengan jumlah dosen puluhan ribu. Hal ini menjadi Langkah strategis menguatkan riset-riset inovatif di bidang Keagamaan, sosial humaniora dan juga tentu sains dan teknologi,’’ tandas Ruchman Basori Kepala Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Puspenma) Kementerian Agama RI.
Tema prioritas riset mencakup Sains dan Teknologi, Sosial Humaniora, Ekonomi, Lingkungan, dan Kebijakan Layanan Pendidikan serta Keagamaan. Riset ini menanggapi isu nasional, seperti penurunan kemiskinan, peningkatan SDM, dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, termasuk kolaborasi dengan dunia usaha dan industri.
Pelaksanaan program mengikuti proses paperless melalui platform eRISPRO LPDP, dengan pendaftaran dari 13 Oktober 2025 dan pengajuan proposal dari 23 Oktober hingga 7 November 2025. Strategi jangka panjang meliputi pengembangan ekosistem riset yang meliputi kebijakan, infrastruktur, dan kolaborasi nasional serta internasional.
Di temui secara terpisah Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Phil Sahiron menegaskan bahwa melalui program-workshop, dosen akan dibekali metode pedagogi modern, penggunaan teknologi digital dalam pengajaran agama, serta manajemen riset yang relevan dengan konteks internasional. Sedangkan melalui pemagangan di lembaga-lembaga riset tersebut, dosen akan mengalami langsung kultur riset global, jaringan ilmiah internasional, dan tantangan penelitian lintas negara yang relevan dengan pengembangan studi keagamaan islam di dalam negeri.
Selain itu, pemerintah sedang menyiapkan strategi peningkatan kompetensi dosen melalui workshop dan magang di lembaga riset internasional seperti Alexander von Humboldt Foundation, INRAE, dan CSIRO. Ini diharapkan meningkatkan kualitas pengajaran dan kapasitas penelitian dosen Perguruan Tinggi Keagamaan Islam agar mampu bersaing secara global dan berkontribusi nyata bagi bangsa menuju Indonesia Emas 2045.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































