PM Swedia: Banyak hal perlu dilakukan untuk lindungi Laut Baltik

1 month ago 12

Athena (ANTARA) - Banyak hal yang harus dilakukan untuk melindungi kawasan Laut Baltik menyusul kerusakan kabel bawah laut yang melibatkan kapal Rusia dan China, kata Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson.

Insiden itu berbahaya, kata ​dia seperti dilaporkan media lokal pada Selasa (31/12).

"Jika semua kabel listrik ke negara-negara Baltik terputus di tengah musim dingin, kita akan menghadapi krisis serius," ujar Kristersson seperti dilaporkan stasiun televisi TV4.

Dia mengaku telah bertemu PM Polandia Donald Tusk yang mengusulkan patroli laut gabungan di Laut Baltik. Kristersson menyatakan mendukung usulan tersebut.

Kerja sama serupa telah dijalin oleh negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di kawasan itu, kata Kristersson.

Terkait tindakan Finlandia yang menahan kapal Eagle S karena diduga memutus jaringan kabel listrik Finlandia-Estonia pekan lalu, Kristersson mengatakan bahwa Swedia akan mengambil tindakan serupa.

Kapal itu dicurigai menjadi bagian dari "armada bayangan" Rusia.

Beberapa insiden telah menimpa infrastruktur penting di Laut Baltik sejak perang Rusia-Ukraina meletus pada Februari 2022, yang meningkatkan ketegangan di kawasan itu.

Pada Oktober, jangkar kapal kargo China dilaporkan merusak pipa gas bawah laut antara Finlandia dan Estonia sehingga jaringan gas itu ditutup.

Bulan lalu, dua kabel telekomunikasi Swedia-Denmark terputus, yang diduga disebabkan oleh kapal China Yi Peng 3. China menolak permintaan Swedia untuk menyelidiki kapal tersebut.

Kabel bawah laut Arelion, yang menghubungkan Pulau Gotland di Swedia dengan Lithuania, dan kabel komunikasi bawah laut C-Lion 1 yang menghubungkan ibu kota Finlandia, Helsinki, dengan kota Rostock di Jerman, juga rusak di dekat perairan teritorial Swedia pada pertengahan November.

Para pejabat Eropa menduga kerusakan itu akibat sabotase dan terkait dengan perang Rusia-Ukraina. Namun, Kremlin menolak klaim tersebut dan menyebutnya sebagai hal yang "absurd."

Ledakan pada pipa gas Nord Stream yang mengangkut gas Rusia ke Eropa pada September 2022 hingga kini belum terpecahkan. Insiden itu menyoroti kerentanan kawasan ini terhadap serangan yang menyasar infrastruktur penting bawah laut.

Pemerintah negara-negara di kawasan Laut Baltik terus menyelidiki insiden-insiden tersebut di tengah ketegangan geopolitik yang belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda.

Sumber: Anadolu

Baca juga: PM Polandia: NATO akan tingkatkan kehadiran militer di Laut Baltik
Baca juga: Putin klaim Biden usulkan tunda keanggotaan Ukraina di NATO pada 2021

Penerjemah: Primayanti
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |