PGA Dukono catat sebanyak 252 kali terjadi letusan 

13 hours ago 4

Ternate (ANTARA) - Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Dukono di Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara mencatat sejak Jumat (18/4), Gunung Dukono mengalami 252 kali letusan.

"Terhitung sejak Jumat pukul 00.01 WIT sampai pukul 23 : 59 WIT itu terjadi sebanyak 252 kali letusan, dengan ketinggian kolom abu vulkanik setinggi 800 meter - 1.000 meter di atas puncak kawah," kata petugas Pos PGA Dukono M Saum Amin dalam keterangan di Ternate, Sabtu.

Baca juga: Gunung Dukono semburkan abu vulkanik setinggi 1.000 meter

Dia mengatakan letusan berjumlah 252, amplitudo : 6-34 mm, durasi : 30.92-92.69 detik, sementara tektonik lokal jumlah 1, amplitudo : 8 mm, S-P : 8.91 detik, durasi : 40.64 detik

Sedangkan tektonik jauh jumlah 2, amplitudo : 7-20 mm, S-P : 13.77-24.07 detik, durasi : 46.45-73.77 detik, kemudian tremor menerus (microtremor) terekam dengan amplitudo 1-5 mm (dominan 3 mm).

Dia mengatakan secara visual Gunung Dukono jelas, kabut 0-I, kabut 0-II, hingga kabut 0-III dan asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 100 meter hingga 900 meter di atas puncak kawah

"Cuaca cerah dan berawan. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah barat daya, barat, dan barat laut. Suhu udara 26-31 °C," ujarnya.

Dia menjelaskan saat ini kondisi gunung api setinggi 1.087 meter dari permukaan laut itu masih berstatus level II atau Waspada.

Oleh karena itu, masyarakat di sekitar Gunung Dukono dan pengunjung maupun wisatawan agar tidak beraktivitas mendaki, dan mendekati kawah Malupang Warirang di dalam radius 4 km.

Baca juga: PGA minta masyarakat patuhi larangan mendaki Gunung Dukono

Baca juga: Gunung Dukono semburkan abu vulkanik setinggi 3.000 meter

"Mengingat letusan dengan abu vulkanik secara periodik terjadi dan sebaran abu mengikuti arah dan kecepatan angin, sehingga area landaan abunya tidak tetap," kata Saum.

Dia meminta kepada masyarakat di sekitar Gunung Dukono untuk selalu menyediakan masker atau penutup hidung dan mulut untuk digunakan pada saat dibutuhkan guna menghindari ancaman bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan.

Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |