Perubahan perilaku belanja pengaruhi kelangsungan usaha pasar swalayan

4 days ago 10
Memang pada dasarnya saat ini sudah terjadi perubahan perilaku masyarakat dalam berbelanja

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan, perubahan perilaku berbelanja masyarakat menjadi salah satu penyebab yang membuat sebagian pasar swalayan besar terpaksa menutup usahanya.

Direktur Bina Usaha Perdagangan Septo Soepriyatno mengatakan, Kemendag telah berdiskusi dengan Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengenai tantangan yang dihadapi pengusaha, khususnya waralaba sektor ritel modern.

"Memang pada dasarnya saat ini sudah terjadi perubahan perilaku masyarakat dalam berbelanja," ujar Septo di Jakarta, Rabu.

Septo mengatakan bahwa masyarakat kini memiliki kecenderungan untuk tidak lagi berbelanja bulanan, melainkan hanya sesuai kebutuhan.

Oleh karena itu, pengusaha pusat perbelanjaan harus mulai mencari strategi baru untuk meramaikan bisnisnya. Menurut dia, saat ini pusat perbelanjaan tidak hanya untuk mencari barang kebutuhan, tetapi juga menjadi tempat berinteraksi sosial.

"Pusat perbelanjaan juga harus terus melakukan inovasi untuk memenuhi kebutuhan dari pasar tersebut," katanya.

Ia mengatakan, sampai saat ini pihaknya bersama asosiasi terkait, terus berdiskusi untuk mencari solusi untuk menghadapi tantangan tersebut.

Kemendag mendukung pengembangan wirausaha nasional, salah satunya melalui penguatan kemitraan usaha berbasis waralaba.

Septo mengatakan, bisnis waralaba memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Menurutnya, hal ini dapat membantu memperkuat perekonomian nasional.

"Waralaba kita harapkan dapat menjadi solusi untuk memperkuat fondasi ekonomi nasional melalui akses yang mudah untuk memulai usaha," ucap.

Kemendag berkomitmen mendukung pertumbuhan kewirausahaan di Indonesia dengan memperkenalkan berbagai konsep bisnis, peluang usaha, kemitraan dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), khususnya sektor waralaba.

Menurut dia, sistem bisnis waralaba yang terstandarisasi, dan bisa direplika akan membuat sektor ini berkelanjutan.

Lebih lanjut, kata Septo, Kemendag terus mencari potensi-potensi usaha di berbagai daerah untuk bisa didorong menjadi waralaba.

Baca juga: Kemendag sebut sektor kuliner masih mendominasi bisnis waralaba

Baca juga: Kemendag dukung penguatan wirausaha nasional melalui bisnis waralaba

Baca juga: Kemendag prioritaskan ekonomi nasional, diversifikasi pasar, dan UKM

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |