Peneliti BRIN: Pendidikan Indonesia terus alami dinamika dan pembaruan

2 weeks ago 4
Hardiknas 2025 merupakan momen untuk merefleksikan tentang sejauh mana pendidikan telah melangkah, juga ke arah mana ia akan menuju

Jakarta (ANTARA) - Pakar sekaligus Kepala Pusat Riset Pendidikan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Trina Fizzanty menyampaikan pesannya dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025, bahwa pendidikan Indonesia terus mengalami dinamika dan pembaruan.

Saat dikonfirmasi ANTARA di Jakarta Jumat, Trina menyebutkan momentum Hardiknas 2025 merupakan momen untuk merefleksikan tentang sejauh mana pendidikan telah melangkah, juga ke arah mana ia akan menuju.

"Pendidikan bukan sekadar program, kurikulum, atau fasilitas. Ia adalah denyut nadi masa depan bangsa," katanya.

Baca juga: Presiden: Rapat-rapat selalu pikirkan perbaikan kualitas pendidikan

Trina mengapresiasi banyak nilai positif dalam pendidikan Indonesia, misalnya perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan guru, program Makan Bergizi Gratis (MBG), revitalisasi sekolah, dan perluasan akses pendidikan bagi kelompok rentan, termasuk berbagai program peningkatan mutu proses pembelajaran.

Ia menilai pemerintah dan pemangku kepentingan menunjukkan upaya serius melalui program seperti MBG, pendirian Sekolah Unggul, dan perbaikan sekolah-sekolah rakyat.

"Ini adalah bentuk perhatian pada pemerataan akses pendidikan, yang selama ini menjadi tantangan besar," ujarnya.

Trina juga menyebutkan langkah pemerintah untuk meningkatkan tunjangan guru dan dosen menunjukkan bahwa negara mulai menyadari bahwa kualitas pendidikan bergantung pada kualitas dan kesejahteraan pendidiknya.

Baca juga: Presiden janjikan semua sekolah Indonesia dapat bantuan tv tahun depan

"Pendidikan tidak lagi berdiri sendiri, tetapi mulai dikaitkan dengan pembangunan karakter, kesehatan mental anak, dan masa depan ekosistem bangsa secara menyeluruh. Ini pertanda baik. Pendidikan mulai dilihat tidak sebagai urusan sekolah dan Kementerian Pendidikan (Kemendikdasmen/Diktisaintek) saja, tetapi sudah nampak adanya lintas kementerian dan melibatkan banyak pihak," ungkapnya.

Meski demikian, Trina juga menyampaikan sejumlah masukan untuk negara dalam bidang pendidikan, seperti ketimpangan kualitas antarwilayah, minimnya pembinaan karakter di tengah tekanan akademik, serta masih lemahnya literasi digital dan literasi dasar di beberapa daerah.

"Kita masih terlalu terjebak pada nilai angka dan ujian. Budaya membaca, berpikir kritis, serta pembentukan karakter belum menjadi arus utama dalam praktik pembelajaran," paparnya.

Baca juga: Hardiknas 2025, Presiden: Terima kasih para guru seluruh Indonesia

Karena itu, Trina mengajak kepada seluruh pemangku kepentingan terkait untuk menerapkan kebijakan dan program pendidikan berbasis pengetahuan dan data ilmiah, dalam rangka mendukung kemajuan pendidikan di Indonesia.

"Hardiknas adalah waktu yang tepat untuk memperkuat komitmen kita semua. Mari kita semua melakukan refleksi, membenahi pendidikan Nnsional sesuai dengan apa yang kita bisa." tutur Trina Fizzanty.

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |