Pendiri FPCI: Diplomat RI perlu terlibat di forum intelektual global

2 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Pendiri lembaga Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal menyoroti pentingnya diplomat RI melibatkan diri dalam lingkup intelektual demi menarik dukungan dunia terhadap tujuan diplomasi nasional.

Menurut Dino, jika melihat dari sejarah, keterlibatan di dunia intelektual menjadi salah satu faktor yang mendorong komunitas internasional menyambut positif Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) pada 1982.

"Menurut temuan kami, sebabnya Indonesia berhasil mewujudkan UNCLOS 1982 ... adalah karena para diplomat kita melakukan penetrasi terhadap lingkar intelektual,” kata Dino dalam peluncuran arsip digital Hasjim Djalal’s Archives di Jakarta, Senin (27/10).

Ia mengatakan pada saat RI memperjuangkan UNCLOS, para diplomat Indonesia aktif berpartisipasi dalam debat-debat di berbagai kampus Amerika Serikat seperti Universitas Princeton, UCLA, dan Universitas Harvard.

Keterlibatan tersebut melengkapi upaya diplomasi yang dijalankan Indonesia dengan pendekatan langsung ke Departemen Luar Negeri AS dan kementerian luar negeri di negara-negara lain, kata Dino.

"Para diplomat AS saat itu mencatat bahwa setiap kali ada debat ataupun seminar soal UNCLOS, selalu ada perwakilan dari Indonesia yang datang dan berbicara," tutur mantan Wakil Menteri Luar Negeri RI itu.

Berkaca dari pencapaian itu, Dino berharap supaya diplomat Indonesia dapat terus menjalankan pendekatan tersebut untuk menegaskan tujuan diplomasi nasional kepada dunia serta menggaet dukungan dari negara-negara sahabat.

Dengan kehadiran dan keaktifan diplomat Indonesia di forum-forum dunia, Indonesia pun dapat berkontribusi dalam "pasar ide-ide" (marketplace of ideas), di mana gagasan pemikiran dari Indonesia dipertemukan dengan gagasan dari bangsa-bangsa lain, kata dia.

"Sekarang ini, banyak sekali lingkar-lingkar internasional di mana Indonesia seharusnya berkontribusi secara rutin dan aktif," kata dia.

Ia mencontohkan forum-forum yang dapat diikuti antara lain Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Nikkei Forum di Jepang, Forum Security Munich di Jerman, dan lainnya.

"Diplomat Indonesia harus hadir dan menyampaikan argumentasi mereka di sini," ucap Dino.

Langkah tersebut juga dapat mendukung langkah Presiden Prabowo Subianto yang sangat aktif berperan dalam diplomasi Indonesia saat ini, katanya, menambahkan.

Baca juga: FPCI: ASEAN butuh persatuan akar rumput untuk perkuat kawasan
Baca juga: FPCI mendorong terbentuknya komunitas ASEAN berbasis masyarakat

Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |