Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI bekerja sama dengan pengurus Rukun Tetangga (RT)/Rukun Warga (RW) untuk mendata pendatang baru di Jakarta pascalebaran agar memiliki data kependudukan yang akurat.
"Kami bekerja sama dengan RT dan RW terutama untuk penduduk nonpermanen, di mana persyaratannya harus melapor ke RT dan RW setempat," kata Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta Budi Awaluddin di Jakarta, Selasa.
Baca juga: DKI imbau pendatang baru punya jaminan tempat tinggal di Jakarta
Budi mengatakan Dinas Dukcapil DKI mulai Rabu (9/4) melakukan layanan jemput bola ke RT dan RW sekaligus memberikan sosialisasi dan pembinaan kepada masyarakat dalam rangka tertib administrasi kependudukan.
Adapun pendatang terbagi dua yakni mereka yang membawa Surat Keterangan Pindah (SKP) dari daerah asalnya untuk menetap di DKI Jakarta, dan pendatang yang tidak berniat pindah (akan menjadi penduduk nonpermanen di DKI Jakarta).
Mereka perlu melapor diri ke RT/RW dan kelurahan setempat. Khusus bagi yang ingin menetap di Jakarta, pelaporan dan penyesuaian data kependudukan sesuai domisili diperlukan agar nomor induk kependudukan (NIK) tak dibekukan.
Baca juga: Pemprov DKI mulai mendata pendatang baru pada Selasa
Apabila NIK dibekukan, maka yang bersangkutan untuk sementara waktu tidak bisa mengakses fasilitas perbankan, BPJS dan pendidikan.
Sementara untuk penduduk nonpermanen, pelaporan bertujuan untuk mendapatkan data yang akurat terkait penduduk di DKI Jakarta.
"Banyak manfaat untuk mereka yang terdaftar dalam penduduk nonpermanen yaitu jika terjadi sesuatu hal bisa mudah diketahui tempat tinggalnya," ujar Budi.
Adapun terkait pelatihan kerja di Jakarta, Budi mengatakan ini dikhususkan bagi warga ber-KTP DKI Jakarta.
Baca juga: RT/RW berperan penting dalam pendataan pendatang ke Jakarta
Merujuk data Dinas Dukcapil DKI, pendatang pada tahun 2024 yang secara sadar melaporkan ke loket Dukcapil DKI Jakarta sebanyak 84.783 orang atau turun dari tahun 2023 sebesar 395.298 orang.
Budi memprediksi pada tahun 2025, sekitar 10.000 hingga 15.000 orang yang secara sadar melaporkan kedatangannya ke loket Dukcapil DKI Jakarta.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025