Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang menjamin penanganan medis bagi para korban kecelakaan bus rombongan Forum Kesehatan Kelurahan (FKK) Bendan Ngisor, Kecamatan Gajahmungkur, di Tol Pemalang.
Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti, di Semarang, Senin, memastikan seluruh korban akan mendapatkan perhatian dan penanganan dari pemerintah, baik yang meninggal dunia maupun mengalami luka-luka.
Bagi empat korban meninggal dunia, keluarga akan mendapat bantuan senilai Rp50 juta dari PT Jasa Raharja, sedangkan Rp20 juta disiapkan untuk biaya pengobatan bagi korban luka.
"Rp 50 juta untuk meninggal dunia itu tunai bentuknya. Sedangkan Rp20 juta adalah bantuan dalam bentuk rekomendasi pengobatan senilai itu. Nanti koordinasinya bersama Kepala Dinas Kesehatan," katanya, di sela pemberian santunan bagi ahli waris korban kecelakaan.
Jika biaya pengobatan korban melebihi plafon Rp20 juta dari PT Jasa Raharja, Pemkot Semarang akan menanggung kekurangannya agar seluruh penanganan medis bisa diselesaikan tanpa beban biaya bagi korban.
"Kalau sampai Rp20 juta ternyata masih ada pemeriksaan atau penanganan lanjutan, pemerintah kota akan langsung tangani supaya tetap beres. Beberapa korban luka ringan masih perlu cek kesehatan dan pengobatan, dan kalau tidak bisa pakai BPJS, akan kami bantu," katanya.
Baca juga: Bus terguling di Tol Pemalang akibatkan empat orang tewas
Menurut dia, seluruh biaya pengobatan korban akan digratiskan, termasuk jika ada kebutuhan obat atau penanganan khusus di rumah sakit.
"Kuotanya Rp20 juta, tapi kalau ada obat mahal atau tindakan khusus, Dinkes langsung ambil alih. Harus gratis," katanya.
Ia juga mengingatkan agar penyelenggara transportasi lebih berhati-hati dalam memastikan kelayakan kendaraan, khususnya bus yang digunakan warga.
"Hati-hati, dicek busnya. Ini tanggung jawab penyelenggara. Pastikan bus yang digunakan warga benar-benar layak jalan," katanya.
Sementara itu, Kepala Cabang Jasa Raharja Semarang Manggala Aji Mukti mengatakan, penyerahan santunan tersebut diberikan kepada ahli waris para korban meninggal dunia sesuai ketentuan yang berlaku.
"Untuk korban meninggal dunia sudah kita sampaikan santunannya kepada empat ahli waris. Masing-masing mendapat hak sebesar Rp50 juta," katanya.
Selain itu, Jasa Raharja juga turut memberikan jaminan biaya perawatan bagi para korban luka-luka maksimal sebesar Rp20 juta per orang yang dilakukan melalui mekanisme garansi letter kepada rumah sakit yang merawat korban.
Baca juga: Sembilan korban kecelakaan Bromo jalani operasi di RSBS Jember
"Kami memberikan jaminan biaya perawatan melalui rumah sakit tempat mereka dirawat. Jadi nanti rumah sakit yang menagihkan ke Jasa Raharja sesuai biaya riil," katanya.
Berdasarkan data, total penumpang bus yang mengalami kecelakaan tunggal itu berjumlah 36 orang, terdiri atas empat korban meninggal dunia dan 32 lainnya luka-luka yang saat ini dirawat di RS Islam Pemalang dan beberapa dirujuk ke RS di Semarang.
"Kami sifatnya memberikan pembayaran langsung kepada pihak rumah sakit, bukan kepada korban. Jadi, misalnya biaya perawatan mencapai Rp15 juta, maka rumah sakit akan menagihkan sesuai jumlah tersebut kepada Jasa Raharja," katanya.
Baca juga: Pramono harap kecelakaan bus Transjakarta tak terulang
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































