Kuningan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) memperluas penerapan program tumpang sari tanaman kopi dan padi gogo untuk optimalisasi lahan kering serta meningkatkan produksi komoditas tersebut.
Kepala Diskatan Kabupaten Kuningan Wahyu Hidayah di Kuningan, Senin, mengatakan sistem tumpang sari ini diterapkan dalam kegiatan tanam padi gogo bersama Kelompok Tani (Poktan) Ragasakti di Desa Setianegara dengan luas lahan mencapai 10 hektare.
“Sebelumnya program ini sudah dilakukan. Kami memperluas sasarannya di Desa Setianegara, sebagai upaya optimalisasi pemanfaatan lahan kering serta peningkatan produksi pangan di tengah tantangan perubahan iklim,” katanya.
Ia menjelaskan padi gogo dipilih untuk penerapan program ini, karena varietas tersebut dikenal sebagai tanaman yang mampu tumbuh di lahan kering tanpa membutuhkan genangan air seperti padi sawah.
Menurut dia, dengan metode tumpang sari bersama kopi, petani dapat meningkatkan produktivitas lahan serta mendiversifikasi hasil panen.
Wahyu menjelaskan desa tersebut menjadi salah satu lokasi penghasil kopi robusta dan arabika terbaik di Kabupaten Kuningan. Jika program ini berhasil, potensi kenaikan pendapatan petani pun bisa terjadi.
“Metode ini bisa memberikan keuntungan ekonomi bagi petani, dan berdampak positif terhadap lingkungan,” tuturnya.
Ia menyebutkan kalau kombinasi tanaman kopi dan padi gogo juga membantu menjaga kesuburan tanah, meningkatkan efisiensi penggunaan air, serta mengurangi risiko erosi lahan.
Pengembangan sistem tumpang sari, lanjut dia, menjadi bagian dari strategi ekstensifikasi pertanian yang bertujuan memperluas areal tanam padi gogo.
“Langkah ini dinilai efektif dalam meningkatkan ketahanan pangan sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem pertanian,” katanya.
Wahyu mengatakan keberhasilan sistem tumpang sari ini juga bergantung pada pemilihan varietas padi gogo dan kopi, yang sesuai dengan kondisi tanah serta iklim setempat.
Oleh karena itu, Diskatan terus memberikan pendampingan kepada petani dalam aspek teknik budi daya dan manajemen pertanian untuk petani.
Ia menambahkan sistem ini juga dinilai dapat membantu petani menghadapi perubahan iklim yang semakin tidak menentu. Dengan diversifikasi tanaman, risiko gagal panen akibat faktor cuaca dapat diminimalkan.
“Metode ini memungkinkan petani mendapatkan keuntungan ganda dari dua jenis komoditas dalam satu musim tanam. Padi gogo memberikan hasil panen berupa beras, sementara kopi dapat menjadi komoditas bernilai jual tinggi dalam jangka panjang,” ucap dia.
Pewarta: Fathnur Rohman
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025