Pemerintah tarik pembiayaan utang Rp224,3 triliun per Februari

4 hours ago 2
Pembiayaan APBN terus dikelola dengan prinsip kehati-hatian, terukur serta mempertimbangkan efisiensi dan dinamika pasar keuangan

Jakarta (ANTARA) - Pemerintah menarik pembiayaan utang baru senilai Rp224,3 triliun sepanjang Januari hingga Februari 2025, setara dengan 28,9 persen dari target APBN sebesar Rp775,9 triliun.

Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono dalam konferensi pers APBN KiTa Edisi Maret 2025 di Jakarta, Kamis, merinci pembiayaan utang itu berasal dari penarikan utang surat berharga negara (SBN) sebesar Rp238,8 triliun dan pinjaman netto minus Rp14,4 triliun.

“Pembiayaan APBN terus dikelola dengan prinsip kehati-hatian dan terukur serta mempertimbangkan efisiensi anggaran dan dinamika pasar keuangan,” kata Thomas.

Di sisi lain, pembiayaan non-utang tercatat minus Rp4,3 triliun. Dengan demikian, total realisasi pembiayaan anggaran per 28 Februari 2025 sebesar Rp220,1 triliun atau 35,7 persen dari APBN (Rp616,2 triliun).

Thomas menyampaikan strategi pembiayaan tetap berjalan sesuai jalur (on-track) dengan menjaga cost of fund yang efisien serta mengelola risiko pembiayaan secara termitigasi.

Sementara itu, per Februari 2025, pemerintah mencatat kinerja lelang SBN pada pasar perdana cenderung kuat, diimbangi dengan bid to cover ratio yang tinggi, yaitu 2,8 pada lelang surat utang negara (SUN) dan 1,66 pada lelang surat berharga syariah negara (SBSN).

Imbal hasil (yield) SBN dengan tenor 10 tahun pada 12 Maret 2025 terjaga pada level 6,87 persen. Angka itu turun 15 basis poin (bps) secara tahun berjalan (year-to-date/ytd).

Spread yield SBN 10 tahun dibandingkan dengan yield US Treasury tercatat sebesar 267 bps. Menurut Thomas, spread ini cukup rendah bila dibandingkan dengan negara-negara sejawat.

“Ini menunjukkan bahwa risiko investasi di Indonesia relatif lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain,” tuturnya.

Terkait pembiayaan anggaran, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui terjadi penarikan pembiayaan yang cukup besar pada dua bulan pertama tahun 2025.

“Ini berarti ada perencanaan dari pembiayaan yang cukup front loading. Artinya, realisasinya di awal cukup besar,” katanya.

Untuk diketahui, APBN mengalami defisit sebesar Rp31,2 triliun atau 0,13 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) per Februari 2025.

Pendapatan negara terealisasi sebesar Rp316,9 triliun atau 10,5 persen terhadap target APBN 2025 yang sebesar Rp3.005,1 triliun.

Sementara realisasi belanja negara hingga akhir Februari 2025 mencapai Rp348,1 triliun atau 9,6 persen dari target sebesar Rp3.621,3 triliun.

Baca juga: Kemenkeu tarik utang lebih awal antisipasi kebutuhan pembiayaan 2025

Baca juga: Pemerintah menarik pembiayaan utang Rp483,6 triliun per November 2024

Baca juga: Kemenkeu tarik pembiayaan utang Rp438,1 triliun hingga Oktober

Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |