Pemerintah bahas peluang lulusan SMK jadi PMI tekan pengangguran

1 month ago 20

Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar mengatakan pemerintah membahas peluang para lulusan SMK untuk menjadi pekerja migran Indonesia (PMI) melalui program SMK Go Global sebagai upaya menurunkan angka pengangguran di Indonesia.

"Hari ini saya dan Pak Menteri P2MI (Pelindungan Pekerja Migran Indonesia) membahas program SMK Go Global," kata Menko Muhaimin Iskandar di Jakarta, Jumat.

Hal ini, kata dia, mengingat kesempatan kerja di luar negeri yang terbuka luas.

Menurut dia, lapangan kerja yang banyak tersedia di luar negeri adalah pengelasan bawah laut, perhotelan, perawat, dan sopir.

Baca juga: Pemerintah bentuk "desk" koordinasi untuk maksimalkan pelindungan PMI

"Ini pasar (kerja) yang sangat menguntungkan dan menjadi solusi (pengangguran)," kata Muhaimin Iskandar.

Pemerintah akan mendorong sejumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk mempersiapkan kemampuan siswanya yang ingin bekerja di luar negeri, termasuk kemampuan berbahasa.

"Kita juga mendorong SMK-SMK untuk sejak dini membuat perencanaan bagi calon siswanya yang memang sudah sejak awal akan bekerja di luar negeri sehingga aspek bahasa menjadi kebutuhan dasar sejak semester satu," kata Muhaimin Iskandar.

Sementara itu, Menteri P2MI Mukhtarudin mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan sejumlah lembaga vokasi milik pemerintah dan swasta dalam melaksanakan program SMK Go Global ini.

Baca juga: Menko PM gagas Migran Center dongkrak daya siang pekerja migran RI

"Kita sudah lakukan mapping dan insya Allah dalam waktu dekat kita menggandeng kementerian teknis yang mempunyai lembaga-lembaga vokasi maupun dengan perguruan tinggi dan lembaga-lembaga swasta. Karena ini program quick win maka percepatan menjadi sebuah keniscayaan yang harus kami persiapkan," kata Mukhtarudin.

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |