Surabaya (ANTARA) - Pelukis Khusnul Bahri memamerkan sebanyak 16 karya lukisan dalam pameran tunggal bertajuk Contemporary Ethnic di Galeri Merah Putih Surabaya yang terbuka untuk masyarakat umum hingga 18 Mei mendatang.
"Ini pameran tunggal kedua saya," kata pelukis berusia 67 tahun ini saat dikonfirmasi di Surabaya, Jumat.
Dalam pameran Contemporary Ethnic, Khusnul memajang karya-karya bercorak dekoratif surealis yang dilukis selama periode 2012 - 2025.
Tiga karya di antaranya menampilkan objek kendaraan Vespa. Pensiunan guru Seni Rupa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 12 Surabaya yang kini tinggal di Gresik, Jawa Timur, ini memang penghobi Vespa.
"Tahun 2012 itu saat melukisnya saya punya dua Vespa," ujarnya.
Baca juga: Miranda Pranoto angkat isu perempuan melalui pameran lukisan di Eropa
Baca juga: Alumni FHUI gelar pameran seni peringati 100 tahun pendidikan hukum RI
Dalam salah satu karyanya yang bertema Vespa, Khusnul menyelipkan sosok pewayangan Batara Kala.
"Pesan orang tua dulu kepada anak-anak, kalau tiba waktu Maghrib kita tidak pulang akan dimakan Batara Kala," tuturnya.
Vespa dalam tiga karyanya ini menggambarkan kesibukan masyarakat yang tak lepas dari alat transportasi. Kemudian memunculkan sosok Batara Kala, untuk mengingatkan sesibuk apapun jangan sampai lupa waktu.
Di seluruh karya lukisan Khusnul, mayoritas memunculkan corak dekoratif wayang. Tokoh wayang yang paling sering dieksplorasi dalam berbagai karya lukisannya adalah Gareng.
Baca juga: Menbud RI buka pameran lukisan sejarah AL Rusia di Museum Bahari
Baca juga: Tolchenov: Pameran lukisan NU kuatkan hubungan Muslim RI-Rusia
Alumnus Seni Rupa Universitas Negeri Surabaya tahun 1985 ini menjadikan salah satu tokoh punakawan itu sebagai simbol bagi masyarakat yang hidup dengan segala keterbatasan namun selalu memiliki tekad dan semangat besar untuk segala perubahan agar lebih baik.
Khusnul turut menampilkan dua karya yang dilukis di tahun 2025. Pada dua karya terbarunya itu menonjolkan dekoratif etnis Madura.
"Ya, tahun ini saya mencoba fokus membuat lukisan bertema dekoratif etnik Madura," ucap pelukis berdarah Bangkalan dan Sampang dari garis keturunan ayah dan ibunya itu.
Baca juga: Cinta kota kecil lewat "on the spot" pelukis Magelang
Baca juga: The Apurva Kempinski Bali gelar pameran seni, rayakan keberagaman
Baca juga: Yos Suprapto turunkan lukisan dan batalkan pameran di GalNas
Pewarta: Willi Irawan/Hanif Nashrullah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2025