PBB (ANTARA) - Presiden Majelis Umum PBB Philemon Yang pada Selasa (15/4) mengecam hambatan terhadap bantuan kemanusiaan di Sudan sekaligus menyuarakan kekhawatirannya terhadap separuh penduduk Sudan yang berisiko mengalami kelaparan ekstrem.
"Saya juga sangat prihatin dengan hambatan terhadap bantuan kemanusiaan. Sekitar 25 juta orang – separuh penduduk Sudan – saat ini menghadapi kelaparan ekstrem," kata Yang dalam sebuah pernyataan yang menandai dua tahun perang di Sudan.
"Mengisolasi warga sipil dari bantuan yang menyelamatkan nyawa serta layanan dasar seperti pasokan medis tidak dapat diterima," tambahnya
Presiden meminta semua pihak yang berkonflik di Sudan agar mengakhiri pelanggaran hukum humaniter, mengakhiri konflik serta melindungi warga sipil.
Sementara itu, Pemerintah Inggris menjadi tuan rumah konferensi tentang Sudan di Lancaster House di London pada Selasa dalam rangka menyatukan upaya internasional dalam menyelesaikan isu tersebut. Konferensi itu mempertemukan sekitar 20 menteri dari berbagai negara.
Militer Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) terlibat bentrok untuk menguasai negara tersebut sejak April 2023. Komite Internasional Palang Merah (ICRC) mengatakan perang yang hingga kini masih berlangsung dapat menyebabkan wabah penyakit dan melumpuhkan sistem layanan kesehatan.
Sumber: Sputnik-OANA
Baca juga: Tentara Sudan kembali kuasai istana kepresidenan di Khartoum
Baca juga: 300 lebih warga sipil tewas akibat serangan di kamp pengungsi Sudan
Baca juga: Konferensi Sudan akan digelar di London pada pertemuan tingkat Menlu
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025