PB PSOI manfaatkan anggaran Kemenpora untuk gelar WSL dan pelatnas

4 days ago 3

Jakarta (ANTARA) - Pengurus Besar Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PB PSOI) akan memanfaatkan anggaran dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora RI) untuk menggelar ajang internasional World Surfing League (WSL) dan mengadakan pemusatan latihan nasional (pelatnas).

Manajer tim nasional surfing Indonesia Egy Adhitya Hilman mengungkapkan bahwa PB PSOI menandatangani dua macam kerjasama dengan Kemenpora dalam acara "Penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Kementerian Pemuda dan Olahraga dengan Induk Organisasi Cabang Olahraga (IOCO)" pada Senin (14/4).

"Jadi kita itu kemarin MOU ada dua dokumen MOU. Yang pertama adalah bantuan pelatnas untuk tahun anggaran 2025 itu dari Januari sampai dengan Desember. Untuk pelatnas senior ya. Lalu ada MOU yang kedua itu adalah bantuan untuk kegiatan event World Surfing League, jadi kejuaraan dunia Qualifying Series untuk mengumpulkan poin," ujar Egy kepada ANTARA melalui sambungan telpon dari Jakarta, Rabu.

Sebanyak 13 cabang olahraga yang menerima anggaran Kemenpora, salah satunya selancar ombak sebesar Rp8,9 miliar. Selain itu, PB PSOI juga menerima anggaran untuk World Surfing League senilai Rp7,4 miliar.

Egy mengatakan kegiatan pelatnas dilakukan di Bali bersama timnas surfing senior, yang terdiri dari lima putra dan tiga putri. Mereka adalah Rio Waida, Bronson Meydi, Dhany Widianto, I Made Joi Satriawan, dan I Made Pajar Ariayana, serta Taina Angel Izquierdo, Kailani Johnson, dan Dhea Natasya.

Baca juga: Rio Waida masuk Top 5 dunia usai WSL Portugal Pro

"Pelatnas ini kita yang pasti untuk persiapan Olimpiade, lalu untuk Asian Games juga karena SEA Games sepertinya kita tidak main ya (nomor tidak dipertandingkan)," kata Egy.

Timnas surfing Indonesia telah mengamankan satu slot putra dan satu slot putri dalam Asian Surfing Championship 2024 di Thulusdhoo, Maladewa, pada Agustus 2024, yang juga merupakan ajang untuk kualifikasi Asian Games Aichi-Nagoya Jepang 2026.

Dalam kesempatan itu, timnas Indonesia meraih medali emas dan perak kategori Men's Open melalui I Made Pajar Ariyana dan I Made Joi Satriawan. Di kategori Women's Open, tim Merah Putih berada di peringkat pertama sektor putri secara regional untuk mengunci satu tempat di Asian Games 2026.

Untuk penyelenggaraan ajang WSL, Egy mengungkapkan dua turnamen Qualifying Series WSL akan digelar di Krui dan Nias. Penyelenggaraan di dua tempat tersebut merupakan lanjutan dari tahun-tahun sebelumnya, dan sudah ditetapkan masuk dalam kalender WSL.

Ajang tier tiga dalam liga selancar ombak dunia tersebut, menurut Egy, penting untuk digelar sebagai wadah bagi atlet selancar ombak Indonesia untuk dapat mencicipi kompetisi bertarif internasional.

Baca juga: Timnas surfing Indonesia berburu tiket Asian Games 2026 di Maladewa

"Mungkin 33-35 atlet Indonesia yang turun. Makanya kami selalu mendorong event-event QS ini lebih banyak ada di Indonesia," kata Egy.

"Kenapa? Karena biaya travelling-nya pasti lebih murah dibandingkan mereka pergi ke China, pergi ke Jepang, pergi ke India, atau pergi ke negara Asia lainnya. Itu yang menjadi tantangan PB PSOI."

Egy menambahkan bahwa PB PSOI juga menggandeng pemerintah kabupaten setempat dalam penyelenggaraan ajang tersebut.

"Anggaran akan digunakan sesuai dengan kebutuhan ya. Karena kan suatu bagian dari kompetisi itu kan ada budget kompetisi itu sendiri dan budget hospitality-nya. Jadi kita akan maksimalkan untuk budget kompetisi bantuannya," ujar Egy.

"Mudah-mudahan bantuan tersebut bisa kita gunakan sebaik-baiknya. Kalau bicara cukup nggak cukup relatif ya. Jadi Alhamdulillah intinya kami dari PSOI masih diberikan kepercayaan dalam bentuk bantuan," ujar Egy.

Baca juga: PSOI pacu atlet muda berani ikuti banyak kejuaraan dunia

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |