Pasar modal RI mencatatkan nilai transaksi harian Rp16,46 triliun

2 hours ago 2
Sampai hari ini, year to date, RNTH kita sudah mencapai Rp16,46 triliun per hari. Dan market cap kita mencapai Rp15.230 triliun.

Jakarta (ANTARA) - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) telah mencapai Rp16,46 triliun per 24 Oktober 2025, atau tumbuh 28 persen year to date (ytd) dibandingkan senilai Rp12,85 triliun per akhir Desember 2024.

Adapun, nilai kapitalisasi pasar (market cap) mencapai Rp15.234 triliun per 24 Oktober 2025, atau tumbuh 23 persen (ytd) dibandingkan sebesar Rp12.336 triliun per akhir Desember 2024.

“Sampai hari ini, year to date, RNTH kita sudah mencapai Rp16,46 triliun per hari. Dan market cap kita mencapai Rp15.230 triliun,” ujar Direktur Utama BEI Iman Rachman dalam Konferensi Pers Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BEI Tahun 2025, di Jakarta, Rabu.

Kemudian, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mencapai rekor tertingginya atau All Time High (ATH) di level 8.274,37 pada perdagangan 23 Oktober 2025.

Namun demikian, IHSG terpantau melemah 6,05 poin atau 0,07 persen berada di level 8.086,57 pada penutupan perdagangan sesi I hari ini, Rabu (29/10).

Iman melanjutkan, aktivitas perdagangan produk nonsaham, yaitu right, warrant, structured warrant, Kontrak Investasi Kolektif (KIK), dan derivatif di BEI, mencatatkan total nilai transaksi sebesar Rp4,48 triliun per 24 Oktober 2025.

Kemudian, setelah SPPA Repo diluncurkan, rata-rata volume transaksi harian perdagangan surat utang melalui SPPA mencapai Rp6 triliun. Per 24 Oktober 2025. Sementara itu, untuk kelas aset terbaru, yaitu unit karbon, telah mencapai Rp27,9 miliar total transaksi per 24 Oktober 2025.

Sepanjang tahun 2025, Iman menjelaskan BEI secara konsisten telah memperdalam pasar melalui pengembangan berkelanjutan berbagai produk dan layanan di pasar modal Indonesia.

Melalui dukungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Self-Regulatory Organization (SRO) dan stakeholders, BEI berhasil mengimplementasikan sejumlah pengembangan, di antaranya inaugurasi Perdagangan Karbon Internasional pada 20 Januari 2025 dan peluncuran Kontrak Berjangka Indeks Asing (KBIA) pada 25 Februari 2025.

Lalu, BEI meluncurkan SPPA Repo dan Peluncuran Waran Terstruktur (WT) tipe Put pada 10 Maret 2025, serta telah melakukan penyesuaian mekanisme Auto Rejection Bawah (ARB) dan Trading Halt pada 8 April 2025.

Kemudian, BEI telah melakukan perluasan Underlying Saham Waran Terstruktur pada 2 Mei 2025, menyediakan infrastruktur untuk Liquidity Provider Saham pada 8 Mei 2025, menambah Underlying Single Stock Futures (SSF) pada 11 Juli 2025, serta menyempurnakan format distribusi data, termasuk diseminasi kode domisili investor pada 25 Agustus 2025.

Selain itu, BEI dan SGX Group (Singapore Exchange) meluncurkan Indonesia-Singapore Unsponsored Depository Receipts (Unsponsored DR) Linkage dengan Saham Blue-Chip sebagai Underlying pada 16 Oktober 2025.

Dalam RUPSLB kali ini, para pemegang saham BEI memberikan persetujuan atas Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Perseroan Tahun Buku 2026, serta Perubahan Anggaran Dasar.

Baca juga: Pasar "wait and see" pertemuan The Fed, IHSG diprediksi variatif

Baca juga: IHSG Rabu dibuka menguat 14,75 poin

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |