Pasangan thalasemia minor turunkan sifat thalasemia mayor ke anak

4 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Konsultan Hemato Onkologi Anak FKUI-RSCM dr. Ludi Dhyani Rahmartani, Sp.A (K) mengatakan bahwa orang tua yakni ayah dan ibu dengan kondisi thalasemia minor bakal menurunkan sifat thalasemia kepada anak, sehingga anak akan mengalami kondisi yang lebih parah yakni thalasemia mayor.

“Pasien thalasemia ini sebenarnya kelainan genetik ya, jadi diturunkan genetik dari kedua orang tuanya, jadi anak dengan thalasemia mayor itu tentunya punya kedua orang tua ayah ibu yang thalasemia minor, jadi tidak ada thalasemia mayor yang dilahirkan dari bukan pembawa sifat thalasemia,” kata dokter Ludi dalam webinar yang digelar di Jakarta, Kamis.

Ia menambahkan bahwa, kondisi Indonesia yang berada dalam sabuk thalasemia dengan angka sifat berkisar 3-8 persen membawa genetik thalasemia dan berpotensi menurunkan kepada keturunannya.

Baca juga: IDAI: Skrining massal opsi terbaik guna capai 0 kasus talasemia

Dengan jumlah tersebut, menurutnya masih banyak penduduk Indonesia pembawa sifat thalasemia yang belum mengetahui kondisinya. Pasalnya thalasemia minor kerap kali minim gejala bahkan dianggap masyarakat umum sebagai hal yang lumrah.

Adapun thalasemia minor memiliki gejala anemia ringan hingga tidak bergejala, memiliki hb yang hampir normal yakni berkisar antara 10-11 sehingga dapat beraktivitas normal tanpa butuh transfusi darah.

“Bisa beraktivitas normal (thalasemia minor) tapi sebenarnya yang bahaya, karena kalau menikah thalasemia minor ketemu minor, anaknya bisa jadi thalasemia mayor,” katanya lagi.

Baca juga: Kemenkes paparkan edukasi & deteksi dini talasemia agar minim kasus

Dengan demikian, dibutuhkan skrinning awal untuk mengetahui kondisi kedua orang tua lewat pemeriksaan hemoglobin.

Bila kedua orang tua diketahui memiliki sifat pembawa atau thalasemia minor, ia menyarankan kedua orang tua atau calon orang tua yang ingin memiliki keturunan dapat melakukan bayi tabung sebagai upaya menghindari anak agar tidak terkena thalasemia mayor atau sebaiknya tidak menikah jika memungkinkan.

Adapun pasien thalasemia mayor, sepanjang hidupnya membutuhkan transfusi darah secara rutin untuk menjaga kadar hemoglobin dalam darah tetap stabil.

Salah satu gejala utama yang dialami oleh pasien dengan thalasemia adalah anemia, yakni kondisi kadar hemoglobin di dalam tubuh lebih rendah daripada normal.

Baca juga: Kapan skrining talasemia perlu dilakukan?

Secara umum, kata dia, thalasemia terbagi menjadi tiga kategori yakni kategori thalasemia mayor yang membutuhkan transfusi rutin, anak dengan kondisi ini biasanya diketahui pada usia kurang dari dua tahun yang ditandai dengan gejala anemia parah, pucat pertumbuhan dan perkembangan terhambat, perut membesar.

Kemudian thalasemia intermedia yakni dalam kondisi medis tertentu membutuhkan transfusi darah misalnya saat komplikasi, sakit hingga hamil. Namun memang tidak rutin transfusi seeperti thalasemia mayor.

Selanjutnya adalah thalasemia minor yang hampir tidak memiliki gejala karena ringan, kondisi hb yang hampir normal yakni berada pada angka kisaran 10-11, anemia ringan.

Baca juga: Talasemia dan anemia disebabkan oleh hal yang berbeda

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |