Antaranews (ANTARA) - Seorang pakar asal Turki menepis kemungkinan terjadinya "kepulangan massal" warga Suriah ke negara asal mereka dalam waktu dekat ini pasca-tumbangnya rezim Bashar Al Assad.
Kepala Pusat Penelitian Suaka dan Migrasi Metin Corabatir yang berbasis di Ankara mengungkapkan bahwa meskipun ribuan warga Suriah saat ini sudah kembali ke tanah air mereka, masih ada risiko gejolak keamanan dan minimnya layanan publik dasar di negara itu.
"Perekonomian di Suriah telah runtuh, sehingga beberapa orang lebih memilih untuk menunggu dan melihat perkembangan," kata Corabatir yang bekerja dengan komunitas Suriah di Turki sejak kedatangan mereka setelah perang saudara pecah di Suriah pada 2011.
Corabatir menekankan bahwa pemerintah yang diakui secara internasional harus terlebih dahulu mengambil alih kekuasaan di Damaskus agar lebih banyak pengungsi Suriah dapat kembali ke negara mereka.
(Xinhua)
Menteri Dalam Negeri Turki Ali Yerlikaya mengatakan di hadapan parlemen pada Minggu (15/12) bahwa Turki saat ini menampung sekitar 2,95 juta warga Suriah, dan sebanyak 7.621 warga negara Suriah telah secara sukarela kembali ke Suriah pada 9 Desember hingga 13 Desember.
Dalam beberapa hari setelah jatuhnya pemerintahan Assad pada 8 Desember, Turki dengan cepat memperluas kapasitas perlintasan perbatasannya guna memfasilitasi kepulangan para pengungsi Suriah ke tanah air mereka.
Mayoritas warga Suriah di Turki memiliki status perlindungan sementara dan tidak secara resmi diklasifikasikan sebagai "pengungsi".
Sebagian besar dari mereka tinggal di Istanbul, kota terbesar sekaligus pusat keuangan di Turki, serta di dua kota perbatasan dengan Suriah, Gaziantep dan Sanliurfa.
Walaupun tersedia bantuan sosial dan keuangan yang cukup besar dari Uni Eropa, banyak warga Suriah di Turki masih bergantung pada pekerjaan informal dan kesulitan memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Kehidupan mereka menjadi semakin sulit dalam beberapa tahun terakhir akibat krisis biaya hidup yang dipicu oleh inflasi yang tak terkendali di Turki.
(Xinhua)
Setelah jatuhnya rezim Assad, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa warga Suriah dipersilakan untuk tinggal di negara itu.
"Kami akan melakukan apa yang diperlukan untuk mengamankan kembalinya para pengungsi Suriah, dan kami akan dengan senang hati menampung mereka yang ingin tetap tinggal di Turki," ujar Erdogan pada Jumat (13/12) pekan lalu.
Menteri Luar Negeri Turkiye Hakan Fidan mengatakan pada 9 Desember bahwa Turkiye akan berupaya agar para pengungsi Suriah dapat "kembali ke rumah mereka dengan aman dan secara sukarela".
Pewarta: Xinhua
Editor: Bayu Prasetyo
Copyright © ANTARA 2024