Pakar: Paparan Cesium-137 bahaya senyap, picu kanker & gangguan saraf

2 months ago 19
Paparan radiasi bisa menyebabkan sel-sel tubuh tidak mati, tapi terus membelah seperti sel kanker

Bandung (ANTARA) - Guru Besar Kedokteran Nuklir Universitas Padjadjaran (Unpad) Achmad Hussein Kartamihardja menyebut paparan radioaktif Cesium-137 mengandung bahaya senyap yang memicu kanker dan gangguan saraf.

Dalam keterangannya di Bandung, Kamis, Achmad mengatakan Cesium-137 berpotensi menimbulkan dua jenis efek yakni deterministik dan stokastik.

Efek deterministik seperti luka bakar pada kulit bisa muncul dalam waktu singkat, namun yang lebih dikhawatirkan adalah efek stokastik yang bekerja secara diam-diam dan jangka panjang.

"Paparan radiasi bisa menyebabkan sel-sel tubuh tidak mati, tapi terus membelah seperti sel kanker," kata Achmad.

Cesium-137, menurut Achmad, meniru karakteristik kalium, sehingga dapat masuk ke dalam sel tubuh dan menyebar ke sumsum tulang, mempengaruhi sistem kekebalan, menurunkan jumlah sel darah putih dan trombosit, hingga memicu kanker darah.

Baca juga: KLH: Satgas dekontaminasi 4 kegiatan usaha terpapar Cs-137 di Cikande

Selain itu, lanjutnya, jika menyebar ke saluran pencernaan, paparan Cesium-137 (Cs-137) itu dapat menyebabkan mual, muntah, diare, dan dehidrasi.

"Kalau sudah sampai ke otak, gejalanya bisa sangat berat: kejang-kejang, disorientasi, hingga koma dan kematian dalam hitungan jam atau hari," ujarnya.

Achmad menegaskan Cesium-137 memiliki waktu paruh (half-life) sekitar 30 tahun. Artinya, senyawa radioaktif ini bisa bertahan sangat lama di dalam tubuh manusia.

"Mereka yang terpapar tentu diperiksa lebih lanjut untuk mengetahui dampak terhadap darah dan sistem reproduksi. Tapi yang pasti, meskipun terpapar, mereka tidak akan menularkan ke orang lain," ucapnya.

Diketahui, sebanyak sembilan orang dinyatakan positif terpapar radioaktif Cesium-137 setelah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memeriksa 1.562 pekerja dan warga di sekitar Kawasan Industri Modern Cikande, Serang, Banten.

Baca juga: KLH siapkan relokasi sementara warga di sekitar radiasi Cesium-137

Meskipun tidak menunjukkan gejala, kesembilan orang tersebut langsung dirawat dan diberikan obat dekontaminasi Prussian Blue. Pemeriksaan intensif dilakukan menyusul temuan kontaminasi Cs-137 dari pabrik peleburan besi bekas di kawasan industri tersebut.

Investigasi ini bermula dari laporan radioaktif pada produk udang beku ekspor yang dicegat di Amerika Serikat (AS) pada Maret 2025 lalu. Paparan radioaktif di gudang pengemasan udang di Cikande diduga berasal dari debu udara yang tertiup angin dari pabrik tersebut.

Meski kontaminasi pada udang di bawah ambang batas aman, risiko terhadap warga dan pekerja di sekitar pabrik tetap ditangani serius.

Pemeriksaan terhadap para pasien dilakukan oleh tenaga medis dengan perlindungan khusus, termasuk pakaian pelindung dari timbal untuk menghalau paparan sinar gamma dari Cs-137 yang memiliki daya tembus tinggi.

Kasus ini memunculkan kekhawatiran serius terhadap sistem pengawasan limbah industri berbahaya di Indonesia. Publik mendesak pemerintah untuk segera melakukan investigasi menyeluruh terhadap pabrik peleburan besi dan memastikan tidak ada lagi kebocoran radioaktif yang membahayakan kesehatan masyarakat.

Baca juga: Pemerintah gelar rapat nasional bahas penanganan radiasi di Cikande

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |