Pakar harap Polri terus bertransformasi guna kawal Astacita

1 month ago 16
Strategi Polri Presisi yang salah satunya menyasar pengawasan internal Polri memang terbukti cukup efektif dan tepat sasaran untuk menekan berbagai pelanggaran disiplin dan etik

Jakarta (ANTARA) - Pakar intelijen, pertahanan, dan keamanan Ngasiman Djoyonegoro mengharapkan Polri terus bertransformasi menjadi lebih baik–sebagaimana telah dilakukan melalui strategi Polri Presisi–untuk mengawal pembangunan nasional dan misi Astacita guna mendukung Indonesia Emas 2045.

“Strategi Polri Presisi yang salah satunya menyasar pengawasan internal Polri memang terbukti cukup efektif dan tepat sasaran untuk menekan berbagai pelanggaran disiplin dan etik. Karena hal ini yang banyak menjadi masukan dari masyarakat,” kata pria yang akrab dipanggil Simon tersebut dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Tercatat, selama 2024, pelanggaran disiplin anggota reserse mengalami penurunan dari 351 menjadi 159 atau 46 persen. Sementara pelanggaran etik angkanya menurun dari 461 menjadi 196 atau 42 persen.

Penertiban anggota reserse bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dalam penyidikan dan penindakan terhadap kasus kriminalitas.

Baca juga: Kapolri bentuk program "Beyond Trust Presisi" guna dukung Astacita

Mengenai peristiwa atau berbagai kasus pelanggaran terkait dugaan penyalahgunaan senjata api oleh anggota Polri yang mencederai keadilan publik, Simon berpendapat bahwa perlu adanya komunikasi dan penyampaian informasi yang lebih komprehensif mengenai situasi yang berkembang sehingga tidak salah diterima oleh masyarakat.

Polri sudah seharusnya memproses dan menangani secara lebih proporsional dan akuntabel supaya tidak terjadi demoralisasi dan demotivasi di lingkungan Polri.

"Ada sejumlah hal yang harus diseimbangkan secara bersamaan, yaitu kepercayaan publik, pengawasan internal, dan penguatan mental dari anggota Polri itu sendiri," kata Simon.

Ia menilai Polri ke depan perlu mengevaluasi terhadap regulasi, sistem pengawasan, dan sistem rekrutmen.

"Misalnya saja, perlu pengaturan lebih rigid terkait izin penggunaan senjata api, penggunaan peluru tajam dan sebagainya," ujar Simon.

Baca juga: Pakar: Penggunaan senjata api personel Polri harus audit komprehensif

Baca juga: Kapolri tegaskan tindak anggota salahgunakan senjata

Ia tidak memungkiri bahwa Polri memang belum bisa menjadi institusi yang ideal. Menurutnya, inisiatif perubahan yang transformatif tidak boleh berhenti dilakukan untuk menjadi institusi yang lebih baik dalam melayani masyarakat dan profesional dalam menjalankan tugasnya.

Ia mengatakan perubahan tidak mungkin dapat dicapai dengan cepat, meskipun menggunakan cara yang paling efektif sekalipun.

"Tidak ada perubahan yang terjadi dalam semalam. Namun, keinginan untuk terus bertransformasi dapat dilihat dari kesadaran institusional maupun individual para anggota Polri," tuturnya.

Ia juga menekankan segala bentuk kerja sama dan kontribusi dari semua pihak berperan penting dalam upaya membangun institusi kepolisian yang dicintai oleh masyarakat.

"Saya yakin dengan pembinaan yang terus menerus, keteladanan kepemimpinan dari level perwira pertama, perwira menengah hingga top manajer di kepolisian dapat memberikan motivasi kepada seluruh anggota Polri untuk lebih profesional dan tegak lurus terhadap peraturan perundangan yang berlaku," ucap Simon.

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Rangga Pandu Asmara Jingga
Copyright © ANTARA 2024

Read Entire Article
Rakyat news | | | |