Metode memasak berbasis air bantu jaga nutrisi dan kurangi peradangan

2 hours ago 1

Jakarta (ANTARA) - Metode memasak dengan berbasis air seperti mengukus, merebus, merebus perlahan, dan merebus dengan api kecil dapat membantu menjaga nutrisi dan membatasi pembentukan AGE yang mengurangi peradangan pada tubuh.

Ditulis laman New York Post, Sabtu (18/10) waktu setempat, sebuah studi Belgia baru-baru ini yang diterbitkan dalam Cell Reports Medicine menemukan bahwa merebus dan mengukus bahan yang sama dalam kondisi terkendali dapat mengurangi kadar AGE atau akhir glikasi lanjutan hingga sekitar 50 persen.

"Janji yang realistis adalah menurunkan beban peradangan, bukan memutarbalikkan waktu,” kata konsultan ilmu pangan yang berbasis di New Jersey dan CEO Cape Crystal Brands, Ed McCormick.

Ia menyarankan menggunakan metode memasak yang lebih lembut, berbasis kelembaban, dan tetap berada pada suhu sekitar 212 derajat Fahrenheit untuk membantu membatasi reaksi Maillard, proses yang menghasilkan rasa, aroma, dan warna karamel yang kaya, yang meningkat setelah suhu naik di atas sekitar 300 derajat.

Baca juga: 7 teknik memasak lezat tanpa digoreng, tetap sehat dan nikmat

McCormick juga merekomendasikan penggunaan slow cooker atau panci presto, yang dapat menambah kelembapan dan membantu mencegah pencoklatan berlebih. Saat memanggang hidangan utama, ia menyarankan untuk memasangkannya dengan lauk yang kaya kelembapan seperti sayuran kukus atau sayuran hijau rebus.

Para peneliti Mount Sinai juga menemukan bahwa merendam daging dalam jus lemon atau cuka selama satu jam sebelum dimasak dapat mengurangi pembentukan AGE sekitar setengahnya.

Mereka menyarankan suhu yang lebih rendah, waktu memasak yang lebih singkat, dan wadah tertutup untuk hasil terbaik.

Menurut sejumlah penelitian, menambahkan rempah dan herbal kaya antioksidan seperti rosemary, thyme, oregano, dan bawang putih dapat mengurangi efek samping panas tinggi yang berbahaya pada daging matang dan makanan panggang.

Untuk rasa, McCormick menyarankan untuk mengandalkan aromatik, asam, dan umami — bahan-bahan seperti miso, jamur, jeruk, atau cuka — dan, jika diinginkan, diakhiri dengan pemanggangan singkat untuk tekstur dan warna.

Baca juga: Fakta nutrisi di balik metode memasak; menggoreng hingga mengukus

Metode memasak dengan pemanasan tinggi seperti membakar, diasap, digoreng, memicu reaksi kimia kompleks dalam makanan yang dapat memengaruhi kesehatan dan umur panjang.

Daging berurat, unggas berkulit, bacon, dan topping keju sangat rentan terhadap pembentukan AGE, catat McCormick.

Metode memasak bersuhu tinggi seperti memanggang, membakar, membakar, menggoreng, dan membakar dapat meningkatkan kandungan AGE dalam makanan hingga 100 kali lipat dibandingkan dengan makanan mentah, menurut sebuah studi Mount Sinai tahun 2004 yang mengukur kandungan AGE dalam kondisi laboratorium. Studi tersebut menemukan bahwa makanan hewani cenderung menghasilkan kadar AGE tertinggi.

Seiring berjalannya waktu, AGE dapat terakumulasi dalam tubuh dan telah dikaitkan dengan penuaan, penyakit jantung, dan penurunan daya ingat.

Tingkat AGE yang lebih tinggi juga telah dikaitkan dengan diabetes , penyakit kardiovaskular, penyakit ginjal kronis, dan gangguan neurodegeneratif seperti Alzheimer, menurut penelitian observasional dari Institut Nutrisi Manusia Jerman Potsdam-Rehbruecke dan penelitian lainnya.

Baca juga: Benarkah memasak terlalu lama bisa sebabkan pencemaran udara?

Baca juga: Chef Giovanni bagikan tips anti-gagal olah makanan beku di JFK 2025

Baca juga: Tips memasak otak sapi agar tidak hancur dan bau amis

Penerjemah: Fitra Ashari
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |