Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) berharap lulusan sekolah rakyat, sekolah yang diperuntukkan bagi masyarakat miskin, dapat menjadi agen perubahan.
"Intinya bahwa sekolah ini memang diperuntukkan bagi anak anak dari keluarga yang miskin, khususnya miskin ekstrem. Mereka diberi kesempatan untuk memperoleh pendidikan di sekolah unggulan, sehingga nanti kalau lulus mereka bisa jadi agen-agen perubahan untuk keluarga dan komunitasnya," kata Gus Ipul di Kantor Kemensos, Jakarta, Senin.
Ia menegaskan, dampak dari sekolah rakyat memang tidak bisa langsung dirasakan, tetapi dalam jangka waktu kurang lebih tujuh tahun, manfaatnya dapat dirasakan untuk peningkatan kesejahteraan keluarga.
"Mungkin tujuh tahunlah baru dirasakan ya, kalau itu misalnya SMA, SMA kan tiga tahun lulus, kemudian dia meneruskan kuliah, baru setelah itu dia bisa kembali ke keluarga atau komunitasnya untuk melakukan sesuatu supaya membantu peningkatan kesejahteraan keluarga," ujar dia.
Baca juga: Mensos serap praktik baik dari Joglo Tani untuk sekolah rakyat
Terkait konsep sekolah rakyat, ia mengaku hal tersebut masih dikaji, sambil terus berkoordinasi dan mengumpulkan saran dari berbagai pihak.
"Jadi, kita masih minta (saran) banyak pihak, termasuk Prof. Mohammad Nuh (Menteri Pendidikan Nasional RI 2009-2014) untuk mematangkan konsep ini, pasti nanti kami akan berkoordinasi dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti pengelolaannya seperti apa, setelah itu baru lapor pada Presiden," katanya.
Ke depan, lanjut dia, apabila sekolah rakyat menggunakan fasilitas yang dimiliki oleh Kemensos, maka ia akan menyiapkan balai-balai untuk proses belajar-mengajar.
Baca juga: Mendikdasmen: Sekolah rakyat wujudkan pendidikan bermutu untuk semua
"Ada beberapa itu balai-balai yang kita miliki. Kita siap seutuhnya untuk digunakan proses belajar-mengajar, tentu itu akan lebih cepat," tuturnya.
Sebelumnya, Gus Ipul juga telah menyerap praktik baik dari Joglo Tani di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Jumat (17/1), untuk mendirikan sekolah rakyat.
Ia memilih Joglo Tani sebagai salah satu tempat untuk belajar praktik baik tentang sekolah rakyat karena menjadi lokasi bagi siapapun yang ingin belajar bertani dan beternak sejak tahun 2008 melalui praktik ketahanan pangan dengan pemberdayaan.
"Jadi ini (Joglo Tani) salah satu cara kita belajar mengenai praktik-praktik lapangan," ujar dia.
Baca juga: Baznas nyatakan siap membantu pemerintah sukseskan Sekolah Rakyat
Menurut dia, Joglo Tani merupakan contoh yang sangat baik untuk belajar bertani, dengan ribuan orang yang belajar dari berbagai kalangan, mulai siswa SMK, mahasiswa, hingga keluarga yang ingin pensiun.
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025