Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra menegaskan pentingnya transformasi nyata dalam tata kelola dukungan manajemen untuk mewujudkan sistem imigrasi dan pemasyarakatan yang Profesional, Responsif, Integritas, Modern, dan Akuntabel (PRIMA).
Dalam Rapat Koordinasi Dukungan Manajemen di Jakarta, Senin (4/8), Yusril mengatakan sebagai wajah negara, layanan imigrasi dan pemasyarakatan harus menjadi contoh dalam menjalankan amanah negara secara bersih, berwibawa, dan bertanggung jawab.
"PRIMA bukan sekadar slogan. Ini adalah panggilan aksi nyata untuk menjadikan imigrasi dan pemasyarakatan sebagai cerminan integritas dan profesionalisme negara," ujar Yusril saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.
Yusril menggarisbawahi program dukungan manajemen harus berfokus pada hasil, bukan sekadar serapan anggaran.
Ia pun mendorong optimalisasi anggaran dan pendapatan negara bukan pajak serta pengelolaan barang milik negara yang produktif dan transparan.
"Setiap rupiah harus digunakan untuk program yang berdampak langsung pada pelayanan publik. Jangan sampai ada belanja yang tidak mendukung output strategis," ungkapnya.
Baca juga: Rakor bersama jajaran, Menteri Imipas tekankan pelayanan PRIMA
Yusril turut menyoroti peran Kemenko Kumham Imipas sebagai penggerak harmonisasi kebijakan berbasis bukti (evidence-based policy) untuk mendukung Indonesia sebagai negara hukum modern yang berdaya saing global.
Pasalnya, menurut dia, pihaknya harus menyusun kebijakan makro yang tidak hanya adil, tapi juga adaptif terhadap dinamika global.
Dengan demikian, dikatakan bahwa saat ini merupakan momen menata ulang kelembagaan agar lebih tanggap terhadap tantangan pascapandemi dan geopolitik.
Menko juga mengajak seluruh jajaran pusat dan daerah menjadikan rakor dengan tema Transformasi Dukungan Manajemen dalam Mewujudkan Imigrasi dan Pemasyarakatan PRIMA tersebut sebagai momentum percepatan transformasi kelembagaan yang adaptif terhadap perubahan zaman.
"Transformasi bukanlah tujuan akhir, tapi proses berkelanjutan. Kita butuh kepemimpinan operasional, budaya kerja kolaboratif, dan komitmen terhadap hasil nyata," ucapnya.
Baca juga: Menteri Imipas tegaskan pelayanan keimigrasian harus profesional
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.