Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar menyebut jamaah haji Indonesia menjadi panutan yang paling tertib bagi jamaah di dunia.
"Setiap tahun kita mendapatkan penghargaan dari pemerintah Arab Saudi, seperlima jamaah haji di dunia adalah dari Indonesia, terbesar di dunia, tetapi tingkat pelanggaran yang paling sedikit dari jamaah haji adalah Indonesia," katanya dalam Bimbingan Manasik Haji Nasional di Asrama Haji Jakarta, Sabtu.
Baca juga: BPH paparkan tiga sukses penyelenggaraan haji Indonesia
Ia mengemukakan dalam kesempatannya berkeliling ke penjara-penjara di Arab Saudi sebagai kelompok ahli Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), ia juga jarang, bahkan belum pernah menemukan orang Indonesia yang melakukan tindak kriminal di Tanah Suci tersebut.
"Jadi, suatu waktu kami keliling, saya cari orang Indonesia di penjara-penjara di Arab Saudi, saya tidak temukan orang Indonesia, padahal warga negara asing yang paling padat di Mekah adalah dari Indonesia, tetapi yang paling sedikit masuk penjara adalah orang Indonesia, berarti tingkat pelanggaran pidana, pelanggaran sosial di sana itu, Indonesia paling kecil," paparnya.
Ia menyebutkan banyak negara yang belajar tentang pengelolaan haji di Indonesia, termasuk negara-negara di Afrika.
"Mereka datang ke Indonesia dan belajar bagaimana pengelolaan ibadah haji, kok bisa tertib seperti itu, saya kira ini adalah kesadaran universal, karena budaya Indonesia ini adalah budaya maritim yang berbeda dengan budaya continental (kepulauan), budaya continental negara daratan itu stratifikasi dan struktur sosialnya bertingkat-tingkat," ucapnya.
Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan ibadah haji 2025, Menag berpesan kepada jamaah agar meniatkan untuk beribadah haji tanpa ada embel-embel apapun, serta terus mengikuti perkembangan dari Badan Penyelenggara Haji (BPH) untuk merawat kemabruran haji.
Baca juga: Kemenag umumkan hasil seleksi petugas haji Indonesia
Baca juga: Garuda Indonesia proyeksikan angkut 90.933 calon haji
"Niatkan haji tidak ada embel-embel apapun, murni untuk haji. Ikuti betul perkembangan-perkembangan dari BPH bagaimana merawat kemabruran," kata Nasaruddin.
Ia menyampaikan bahwa ibadah haji cukup dilakukan sekali asalkan disertai dengan niat yang benar untuk mabrur.
"Nabi Muhammad SAW hanya sekali haji, umrahnya berkali-kali. Maka, tidak perlu berambisi untuk haji berkali-kali, satu kali saja cukup, beri kesempatan bagi yang lain untuk ikut merasakan ibadah haji, karena satu kali haji yang mabrur itu sama dengan tujuh kali haji," tuturnya.
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025