Mataram (ANTARA) - Kota Mataram mulai menata terhadap ratusan pedagang musiman di Asrama Haji Embarkasi Lombok, Jalan Lingkar Selatan NTB agar keamanan dan kenyamanan tetap terjaga saat pelaksanaan pemberangkatan jamaah calon haji.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Mataram Irwan Rahadi di Mataram, Rabu, mengatakan bahwa penataan dilakukan agar para pedagang bisa menaati ketentuan agar keamanan dan ketertiban di sekitar asrama haji tetap terjaga.
"Pemerintah kota, tetap memberikan kesempatan bagi para pedagang, dengan catatan, tidak menggunakan median jalan dan tetap menjaga keamanan dan kenyamanan," katanya.
Penataan itu dilakukan karena musim pemberangkatan jamaah calon haji musim haji 1446 Hijriah/2025 dimulai 1 Mei 2025 sampai 17 Mei 2025.
Setiap musim haji, Kota Mataram akan dikunjungi ribuan pengantar jamaah di Asrama Haji Embarkasi Lombok.
Terkait hal itu sehingga Kota Mataram bersiap menerima dan mengatur tradisi tahunan dengan ribuan pengunjung, sehingga memicu pedagang kali lima musiman menjamur.
Irwan mengatakan bahwa untuk memastikan para pedagang menaati aturan, petugas juga akan melakukan patroli keamanan dan ketertiban di sekitar asrama haji agar tetap kondusif.
Upaya yang sama dilakukan saat penjemputan jamaah haji setelah pulang dari Tanah Suci. Asrama haji kembali akan didatangi oleh keluarga yang menjemput meskipun jumlahnya tidak sebanyak saat pemberangkatan.
"Setelah proses pemberangkatan jamaah calon haji, pedagang harus kosongkan lapak-lapak mereka. Tapi menjelang kedatangan mereka bisa berjualan kembali," katanya.
Di sisi lain, imbuhnya selain petugas melakukan penataan pedagang, personel Satpol PP juga membantu pengamanan dan pengaturan parkir kendaraan.
Guna pengawasan secara melekat tetap dilakukan oleh Satpol PP, sebab warga sekitar juga menyiapkan sarana yang bisa dimanfaatkan oleh ribuan pengunjung.
Seperti penyewaan tenda untuk berkumpul dan istirahat, toilet dadakan yang disewakan oleh warga sekitar, dan fasilitas lainnya.
"Pengawasan kami lakukan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, sebab fasilitas yang dibangun warga bersifat sementara atau tidak permanen," katanya.
Baca juga: Sebanyak 787 calon haji Lombok Tengah telah melunasi Bipih
Pewarta: Nirkomala
Editor: Iskandar Zulkarnaen
Copyright © ANTARA 2025