Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis mata lulusan Universitas Indonesia dr. Niluh Archi, SpM menyampaikan kondisi dry eye atau mata kering yang tidak mendapat penanganan dengan baik bisa memicu berbagai komplikasi.
Menurut dia, jika membiarkan mata kering bisa menimbulkan dampak fisik berupa kerusakan pada mata hingga kebutaan.
"Sudah jelas pasti bisa timbul kerusakan pada mata. Infeksi atau scratch luka pada mata yang akhirnya bisa permanen dan menimbulkan kebutaan," kata dokter Niluh Archi, dalam diskusi kesehatan mata di Jakarta, pada Rabu.
Dia mengatakan masalah mata kering jika memang ada penyebabnya berkaitan dengan penyakit sistemik kesehatan tidak diobati dengan baik bisa berkomplikasi terhadap bagian-bagian tubuh yang lainnya.
Baca juga: Kenali sejumlah faktor yang bisa picu masalah mata kering
Dari sisi sistemik sebagai proses inflamasi secara sistemik ataupun adanya penyakit-penyakit kronis pada pasien seperti diabetes, hipertensi, hiperkolesterol. Tak hanya itu, masalah mata kering juga bisa menjadi tanda mengalami terjadinya autoimun.
Niluh menjelaskan, pada pasien mata kering yang berkaitan dengan autoimun umumnya sudah ada genetik kemungkinan atau disebut predisposisi genetik yang dibawa sejak lahir bukan berarti diturunkan, kemudian berkembang karena dipicu juga oleh faktor lingkungan.
"Bekerjasamalah dia si genetik ini dan faktor lingkungan, akhirnya terjadilah suatu proses autoimun. Jadi terjadi proses inflamasi peradangan di seluruh bagian tubuhnya termasuk di kelenjar air mata dan di lapisan dari air mata," jelas dia.
Baca juga: Masalah mata kering bisa dipicu hormon selama menopause
Dokter spesialis mata kering dan lensa kontak yang berpraktik di JEC Eye Hospitals itu mengatakan pada pasien mata kering dengan autoimun umumnya tidak hanya gejala mata yang ditemukan, namun juga ada gejala lain di tubuhnya, seperti mulut kering hingga nyeri-nyeri sendi.
Adapun keluhan mata kering secara umum seperti kemerahan, ada rasa panas, penglihatan yang mulai kabur atau sensitif terhadap cahaya hingga terlihat mengeluarkan air mata berlebihan.
"Rasa seperti mengganjal atau berpasir, gatel atau bahkan kelihatannya kok kelopaknya jadi kayak kurang simetris," imbuh dia.
Baca juga: Waspada "lupa kedip" karena waktu tatap layar tinggi, ini kata dokter
Tak hanya fisik, mata kering yang tidak diobati dengan baik juga berdampak terhadap psikologis pasien berupa depresi. Menurut Niluh penderita masalah mata kering sering mengalami penurunan kualitas hidup.
"Mereka jadi tidak produktif, susah untuk ke mana-mana maunya di rumah, maunya matanya dimeremin aja. Lihat screen time dikit matanya langsung perih. Walaupun tidak buram, tapi itu sangat mengganggu kualitas hidup dari pasien dan akhirnya menjadi masalah juga ke finansial atau ekonomi mereka," imbuh dia.
Baca juga: Perawatan mata kering dianjurkan dilakukan satu-dua pekan sekali
Lebih lanjut, Niluh menambahkan tata laksana dalam penanganan masalah mata kering seperti pemberian obat-obatan atau terapi yang dianjurkan dari dokter, kompres hangat, mengurangi screen time hingga penggunaan humidifier untuk melembapkan ruangan. Namun, jika masalah mata kering dengan autoimun membutuhkan tata laksana yang lebih lama.
"Kalau misalnya pada pasien-pasien dengan autoimun umumnya dengan modifikasi dari faktor lingkungan ini masih kurang. Jadi biasanya mesti kita tambahkan seperti obat-obat anti-inflammasi yang sifatnya jangka panjang," ujar dia.
Baca juga: Dokter: Kompres mata kering dengan handuk hangat bukan dingin
Pewarta: Sri Dewi Larasati
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.