Mari Pangestu: Ekonomi RI diuntungkan kebijakan polugri bebas aktif

1 week ago 6
Kita tidak boleh membiarkan kebijakan Amerika Serikat mengalihkan fokus kita dari hal yang lebih penting, yaitu melanjutkan pertumbuhan ekonomi bersama negara-negara lain di kawasan

Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu menyatakan perekonomian Indonesia diuntungkan oleh kebijakan politik luar negeri (polugri) yang bebas aktif.

Dalam kegiatan Mandiri Investment Forum 2025 (MIF) di Jakarta, Selasa, Mari Elka menjelaskan, perdagangan internasional kini dalam kondisi yang terfragmentasi, di mana negara-negara cenderung berdagang dengan sekutu politik mereka.

Maka, diversifikasi mitra dagang menjadi suatu keniscayaan.

“Jadi, saya rasa kita berada di jalan yang benar karena kebijakan (polugri) Indonesia, bahwa kita ingin berteman dengan siapa saja,” kata dia.

Hal itu diperkuat oleh hasil temuan Dana Moneter Internasional (IMF). Negara yang memperkuat hubungan dagang dengan sekutunya memang meningkatkan pangsa perdagangan dengan mereka. Namun, negara yang paling sukses dalam meningkatkan perdagangan adalah negara yang berteman dengan semua pihak.

Maka dari itu, Wakil Ketua DEN menyerukan agar Indonesia terus mendiversifikasi mitra dagang, termasuk mempercepat negosiasi bilateral seperti Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa atau Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA). Secara khusus, Mari Elka meyakini pasar Eropa akan menjadi penting bagi Indonesia ke depan.

Di sisi lain, Indonesia juga perlu meningkatkan integrasi ekonomi regional dengan memperkuat mekanisme ekonomi di ASEAN.

“Kita tidak boleh membiarkan kebijakan Amerika Serikat mengalihkan fokus kita dari hal yang lebih penting, yaitu melanjutkan pertumbuhan ekonomi bersama negara-negara lain di kawasan,” tuturnya.

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menargetkan perundingan IEU CEPA dapat rampung pada semester I 2025.

Perundingan itu sudah berlangsung selama 9 tahun, sehingga Presiden Prabowo Subianto menetapkan target perundingan IEU-CEPA harus segera selesai pada semester I 2025.

Terdapat tiga isu utama yang diminta untuk segera diselesaikan. Pertama, pihak Uni Eropa menginginkan Indonesia melonggarkan kebijakan impor bagi produk-produk yang berasal dari Eropa. Kedua, terkait kebijakan pembatasan ekspor berupa pengenaan bea keluar, serta ketiga mengenai perpajakan digital.

Baca juga: Indonesia resmi luncurkan perdagangan karbon internasional

Baca juga: RI konsisten catat surplus neraca dagang selama 56 bulan beruntun

Baca juga: Keuntungan dan potensi kerugian Indonesia gabung BRICS

Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |