Jakarta (ANTARA) - Tahun 2025 menjadi babak baru bagi Kusala Sastra Khatulistiwa, penghargaan bergengsi yang didedikasikan untuk sastra Indonesia.
Setelah sempat terhenti pada 2022 menyusul meninggalnya sang penggagas, Richard Oh, perhelatan ini kini kembali hadir dengan sejumlah pembaruan yang menjadikannya lebih relevan dan inklusif.
“Kusala Sastra Khatulistiwa adalah bentuk penghargaan idealisme tertinggi kepada penulis dan komunitas sastra di Indonesia. Tidak hanya memberi penghargaan tertinggi, tapi juga memikirkan bagaimana caranya awarding membawa nilai lebih ke masyarakat,” kata istri sekaligus Ketua Yayasan Richard Oh Kusala Indonesia (YRKI) Pratiwi Juliani saat konferensi pers di Jakarta, Senin.
Baca juga: Penulis Korsel Han Kang raih Penghargaan Nobel Sastra 2024
Mengusung semangat literasi yang tak pernah padam, Yayasan Richard Oh Kusala Indonesia (YRKI) bersama dukungan Dana Indonesiana dan sponsor lainnya, memastikan penghargaan tahun ini memiliki dampak lebih besar bagi dunia sastra.
Salah satu pembaruan utama adalah pembagian penghargaan ke dalam tiga kategori, yakni buku puisi, novel, dan kumpulan cerpen.
Selain itu, tambahan kategori cerpen menjadi sorotan, mencerminkan apresiasi terhadap genre yang terus berkembang dalam tradisi sastra Indonesia.
Tahun ini, karya yang dinilai adalah buku berbahasa Indonesia yang diterbitkan pada 2024.
Baca juga: Balai Bahasa Sulteng beri penghargaan pegiat bahasa dan sastra daerah
“Sementara untuk dewan jurinya sendiri kita masih pakai tradisi Kusala Sastra Khatulistiwa yang lama, kita akan ganti setiap tahun, untuk menjaga netralitas yang ada,” ungkap Pratiwi.
Malam penganugerahan yang dinantikan akan menampilkan tiga karya terbaik dari masing-masing kategori, dengan hadiah total mencapai Rp100 juta untuk setiap pemenang.
Selain hadiah uang tunai senilai Rp75 juta, pemenang juga mendapatkan tambahan Rp25 juta dalam bentuk pembelian buku mereka, yang akan disalurkan ke sekolah, perpustakaan, dan komunitas literasi.
Inisiatif menghidupkan kembali penghargaan ini didorong oleh keluarga Richard Oh, khususnya Pratiwi Juliani dan Linda Oh, melalui pendirian YRKI pada 2024.
Baca juga: Badan Bahasa gelar Malam Sastra beri penghargaan kepada komunitas
Berkat kegigihan mereka dan dukungan komunitas sastra, Kusala Sastra Khatulistiwa kembali hadir untuk merayakan karya-karya terbaik dari penulis Indonesia.
Tahun ini, tiga kurator program, yakni Nezar Patria, Eka Kurniawan, dan Hasan Aspahani, dipercaya untuk memastikan penghargaan ini tetap kredibel dan berkelas.
Para penulis dan penerbit dapat mengirimkan karya mereka paling lambat 20 Februari 2025 (cap pos).
Baca juga: Sastrawan pemenang Anugrah Sastra Rancage diumumkan
Karya yang diajukan harus memenuhi syarat:
1. Ditulis dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan pada 2024.
2. Kategori meliputi:
- Kumpulan Cerpen: Minimal dua cerpen.
- Novel: Panjang minimal 30.000 kata.
- Kumpulan Puisi: Minimal 40 puisi atau satu puisi panjang (40 halaman).
3. Pengiriman karya beserta biodata penulis dilakukan ke Kusala Sastra Khatulistiwa 2025, ED Cluster No. 2A, Jalan Gunung Indah V, Girendeu, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten (15445).
Daftar panjang dan pendek akan diumumkan sebelum malam penganugerahan, yang dipastikan kembali menghadirkan nuansa eksklusif dan apresiatif.
Kusala Sastra Khatulistiwa 2025 bukan sekadar penghargaan, melainkan tonggak penting untuk merawat dan memajukan kesusastraan Indonesia.
Baca juga: Denny JA dapat penghargaan sastra tingkat ASEAN dari Malaysia
Pewarta: Putri Hanifa
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025