KP2MI bangun ekosistem pekerja migran berbasis pemberdayaan

4 hours ago 3

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) menegaskan komitmennya membangun ekosistem pekerja migran yang terintegrasi dan berorientasi pada pemberdayaan manusia, bukan semata keuntungan ekonomi.

"Kalau ada dampak ekonomi, itu hanya akibat, bukan tujuan utama. Karena kita bukan komoditas barang, melainkan manusia," kata Menteri P2MI Mukhtarudin dalam diskusi dengan jurnalis di kantor KP2MI, Jakarta, Kamis.

Mukhtarudin mengatakan pemberdayaan pekerja migran bertujuan menciptakan lapangan kerja agar masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga, yang pada akhirnya berdampak positif bagi perekonomian nasional.

"Kalau ada dampak finansial bagi negara, itu konsekuensi logis saja, bukan tujuan," ujarnya.

Untuk mewujudkan komitmen tersebut, KP2MI tengah menyusun grand design ekosistem pekerja migran yang mencakup proses rekrutmen, pelatihan, penempatan, hingga pelindungan guna memastikan keselamatan pekerja di luar negeri.

Baca juga: KP2MI percepat persiapan pekerja migran terampil ke luar negeri

"Dari aspek pengetahuan, keterampilan, dan mental, semua dilatih sejak awal bekerja sama dengan pemerintah dan negara tujuan," kata Mukhtarudin.

Ia menambahkan, KP2MI memetakan negara tujuan penempatan dengan memperhatikan jaminan sosial, regulasi, dan pelindungan bagi pekerja.

"Kami tidak akan mengirim pekerja ke negara konflik atau yang pelindungannya lemah," tegasnya.

Mukhtarudin menekankan, keselamatan dan martabat pekerja migran menjadi prioritas utama.

"Bukan soal berapa banyak yang dikirim, tapi berapa banyak anak bangsa yang bekerja bermartabat dan terlindungi di luar negeri," ujarnya.

KP2MI juga terus menyelaraskan pelatihan dan sertifikasi pekerja dengan kebutuhan tenaga terampil di negara penempatan.

Baca juga: KP2MI siapkan pelatihan 500 ribu pekerja untuk pengelasan, perhotelan

Pewarta: Katriana
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |