Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa memaparkan berbagai data yang menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia masih solid selama awal tahun 2025.
Pertama, Ia menyampaikan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan tercatat tumbuh 5,3 persen year on year (yoy) menjadi Rp8.599,4 triliun pada Januari 2025, atau lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 4,1 persen (yoy).
"Saya pikir 2025 akan susah, laju pertumbuhan DPK turun. Tapi, untungnya di Januari tiba -tiba pertumbuhan DPK positif, menuju level normal lagi. Jadi ada pembalikan di sana,” ujar Purbaya dalam acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia di Jakarta, Selasa.
Kedua, lanjutnya, data Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia tercatat masih berada di level ekspansif sebesar 52,4 poin pada Maret 2025, meskipun menurun dibandingkan sebelumnya sebesar 53,6 poin pada Februari 2025.
“Artinya, mereka atau para pengusaha para manufacturer melihat ke depan kayaknya melihat demandnya tinggi, sehingga mereka meningkatkan belanjanya,” ujar Purbaya.
Kemudian, ketiga, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) masih berada pada level optimis sebesar 126,4 pada Februari 2025, meskipun menurun dibandingkan sebelumnya di level 127,2 pada Januari 2025.
“Ini setelah bertahun -tahun, Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) naik ke atas 100, artinya konsumen kita optimistik tentang kondisi ekonomi. Dan otomatis mereka akan belanja lebih ke depan,” ujar Purbaya.
Keempat, Ia melanjutkan penjualan kendaraan bermotor tercatat tumbuh, yang mana penjualan mobil tercatat tumbuh mencapai 72.295 unit pada Februari 2025, atau bertambah 10.363 unit dibandingkan bulan sebelumnya.
“Kita lihat lagi, penjualan semen juga di Januari dan Februari sudah positif pertumbuhannya. Semen ini ada hubungannya dengan investasi. Jadi, sepertinya dari sisi demand ada pembalikan arah ekonomi,” ujar Purbaya.
Dalam kesempatan sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa belanja masyarakat selama periode Ramadhan hingga Idul Fitri 2025 telah mencapai Rp248,1 triliun.
"Belanja saat Ramadhan itu kelihatan naik di angka Rp248,1 triliun. Jadi Natal, Tahun Baru, dan Ramadhan membantu daya ungkit daripada konsumsi kita," kata Airlangga.
Ia menyebut pada momentum Natal, Tahun Baru dan Idul Fitri ini turut mendorong konsumsi nasional, yang mana konsumsi masyarakat menjadi sektor penting dalam menopang perekonomian nasional mengingat saat ini kondisi ekonomi global tengah menghadapi tantangan.
Baca juga: Ekonom Bahana nilai ekonomi RI tidak rentan guncangan sentimen global
Baca juga: Ekonom sebut Indonesia akan hadapi perlambatan ekonomi akibat tarif AS
Baca juga: RI segera kaji langkah strategis tangani dampak negatif tarif impor AS
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025