Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Fadli Zon mengungkapkan kunci untuk mengajak generasi muda berprofesi sebagai petani adalah pada kegiatan off-farm atau di luar kegiatan produksi pertanian secara langsung seperti pengolahan hasil panen.
"Mungkin kuncinya di hilirisasi, di downstream (pengolahan hasil). Karena di on-farm menurut saya kita ini luar biasa, tapi di off-farm kadang-kadang kita mendapatkan kesulitan-kesulitan," katanya dalam acara Pembukaan Sekolah Tani ke-II, sebagaimana dikutip dari keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Sebagai contoh, Vietnam memiliki pangan lokal bernama pho, yakni sup tradisional yang terbuat antara lain dari mi beras. Artinya, negara tersebut membuat mi berbahan baku beras, sedangkan Indonesia masih berbahan baku gandum yang tidak diproduksi di dalam negeri karena komoditas tersebut dihasilkan di iklim subtropis.
Karena itu, Indonesia harus melakukan impor gandum dengan mengeluarkan devisa yang besar.
"Tapi, kalau kita di-downstream, di hilir, kita membuat misalnya minya itu dari beras. Seperti Vietnam membuat pho, itu minya itu berasal dari beras. Mungkin beras-beras yang broken-nya 30, 35, bukan yang premium, itu diolah kembali menjadi mi. Saya kira banyak inovasi-inovasi yang terkait dengan program kuliner," ungkap Fadli, yang juga menjabat sebagai Menteri Kebudayaan tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, dia menitipkan kepada Pemuda Tani Indonesia untuk melakukan regenerasi petani melalui Sekolah Tani-II.
"Inilah yang kita harapkan ke depan untuk mengajak rekan-rekan dari kalangan generasi muda untuk terlibat dan Pemuda Tani, yang saya kira bisa menjadi role model yang nanti para petani di daerah-daerah bisa tertarik untuk berkiprah di sektor pertanian," ucapnya.
Baca juga: Fadli Zon nilai program MBG tonggak pemerintah memajukan para petani
Baca juga: Menbud dukung pemajuan pangan lokal dalam program swasembada pangan
Baca juga: Fadli Zon: Indonesia butuh tenaga-tenaga muda di sektor pertanian
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025