Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Eko S.A. Cahyanto mengatakan keikutsertaan Indonesia sebagai negara mitra dalam INNOPROM 2026 memperkuat hubungan bilateral Indonesia dengan Rusia.
Hal ini sejalan dengan kemitraan Indonesia dan Rusia yang dibangun selama lebih dari tujuh dekade hubungan diplomatik sejak tahun 1950.
“Kerja sama kita selalu didasarkan pada rasa saling menghormati dan saling menguntungkan, yang mencakup berbagai bidang seperti energi, pertahanan, pendidikan, dan industri,” kata Eko di Jakarta, Selasa.
Ia melanjutkan, kemitraan kedua negara semakin diperkuat pula dengan pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Vladimir Putin yang melambangkan komitmen kemitraan strategis, sekaligus membuka babak baru kerja sama Indonesia-Rusia yang lebih erat dan konkret.
Selain itu, Eko mengatakan tren positif juga tercermin dari hubungan perdagangan dan investasi Indonesia-Rusia yang terus berkembang.
“Pada tahun 2024, perdagangan bilateral antara Indonesia dan Rusia mencapai sekitar 3,98 miliar dolar AS, dan total investasi Rusia di Indonesia mencapai sekitar 262,8 juta dolar AS, dengan potensi yang kuat untuk ekspansi lebih lanjut terutama di bidang pangan dan pertanian, farmasi dan peralatan medis, galangan kapal, pupuk, dan industri metalurgi,” ujar Eko.
Untuk meningkatkan akses pasar, Indonesia telah menetapkan atau sedang merundingkan sejumlah Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) dan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) dengan mitra-mitra utama, termasuk ASEAN, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Australia, Uni Eropa, dan negara-negara Teluk.
Selain itu, Eko menambahkan bahwa bagi Indonesia, Rusia merupakan mitra strategis di kawasan Eurasia.
“Kami mendukung komitmen untuk menyelesaikan negosiasi Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia-Uni Ekonomi Eurasia (IEAEU-FTA) agar dapat segera disepakati oleh kedua belah pihak, sebagai sarana untuk memperkuat perekonomian kedua belah pihak,” kata Eko.
Tonggak penting lain dalam diplomasi ekonomi Indonesia adalah keanggotaan di BRICS, bersama Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan, dan negara-negara berkembang lainnya.
“Indonesia memandang BRICS sebagai platform untuk mendorong tatanan ekonomi global yang lebih seimbang dan inklusif, yang mencerminkan suara dan aspirasi negara-negara berkembang,” kata Eko.
“Bergabung dengan BRICS memberikan peluang baru untuk memperkuat kerja sama industri dan teknologi, mendiversifikasi perdagangan, dan memperluas hubungan investasi dengan negara-negara anggota lainnya,” imbuhnya.
Sementara itu, pameran industri internasional INNOPROM 2026 yang bakal diselenggarakan di Ekaterinburg, Rusia, pada 6-9 Juli tahun depan, menjadi wadah bagi negara-negara partisipan untuk membahas perindustrian dengan berbagai bidang kerja sama.
Baca juga: Indonesia resmi ditunjuk sebagai Negara Mitra INNOPROM 2026 Rusia
Baca juga: Membidik peluang strategis industri Indonesia di INNOPROM 2026
Baca juga: Indonesia-Rusia gelar pameran perdagangan dan industri INNOPROM 2022
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

















































