Jakarta (ANTARA) - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melengkapi jalur alternatif menuju puncak dengan memasang rambu pendahulu hingga alat penerangan jalan.
Direktur Lalu Lintas BPTJ Kemenhub Sigit Irfansyah mengatakan bahwa puncak merupakan destinasi wisata favorit di Jabodetabek dan jalur alternatif menjadi pilihan para wisatawan yang akan bepergian saat jalur utamanya dalam kondisi macet atau dalam pemberlakuan buka tutup oleh kepolisian.
"Kementerian Perhubungan dalam hal ini BPTJ berupaya untuk meningkatkan fasilitas keselamatan dengan melengkapi perlengkapan jalan khususnya di jalur alternatif. Hal ini juga bagian dari menyikapi adanya libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025," kata Sigit dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.
Ia menambahkan bahwa jalur alternatif yang dipilih merupakan rekomendasi dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor dan mempertimbangkan kondisi jalan dengan lebar dan konturnya mumpuni artinya dapat dilewati dengan dua kendaraan dalam satu ruas.
"BPTJ memasang perlengkapan jalan pada jalur alternatif tersebut dengan Rambu Tiang Tunggal sebanyak 18 unit, Rambu Pendahulu Petunjuk Jurusan (RPPJ) sejumlah 10 unit, dan Alat Penerangan Jalan sebanyak 52 unit," ujarnya.
Dia menuturkan bahwa membangun perlengkapan jalan berupa fasilitas keselamatan jalan sepanjang 11,7 kilometer (km) sebagai bagian upaya menekan tingkat kecelakaan di jalur alternatif puncak.
Hal itu juga merupakan salah satu upaya BPTJ mendukung kelancaran mobilitas masyarakat dalam rangka liburan Natal Tahun 2024 dan Tahun Baru 2025.
"Diharapkan pengguna jalan dapat dengan nyaman menggunakan jalur alternatif karena ada petunjuk dan ada, rambunya mengenai kondisi jalan tersebut," tambah Sigit.
Jalur alternatif itu juga merupakan upaya dari melengkapi kebutuhan perlengkapan jalan eksisting yang telah dibangun oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor.
"Nantinya keseluruhan perlengkapan jalan yang telah dibangun ini akan diserahkan kepada pemerintah daerah," jelas Sigit.
Ia menambahkan jalur alternatif puncak terpilih dari arah Parung menuju ke Gadog ini memiliki kontur dengan kelandaian rata-rata 6,6 persen sampai dengan 6,9 persen.
Sifit menerangkan, dari 11,7 km yang disiapkan pada jalur alternatif, kilometer pertama kontur jalan cenderung landai dengan lebar jalan 6 meter. Kilometer selanjutnya hingga 9,7 Km berikutnya cenderung menanjak dan tikungan tajam dengan lebar jalan 5,5 meter.
"Hingga kilometer terakhir atau tepat keluar di Jalan Ussu, kontur jalan juga cenderung menanjak dan menikung tajam dengan lebar jalan 4,5 meter," jelas Sigit.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa dari 18 rambu yang direncanakan, sudah hampir semua terpasang di ruas jalan alternatif. Adapun APJ sudah semuanya selesai dan dapat berfungsi serta menyala dengan baik.
"Empat ruas jalan yang telah kami lengkapi dengan rambu, RPPJ dan APJ yaitu Jalan Raya Pertanian sepanjang 2,7 Km dengan rincian penyediaan perlengkapan sebanyak 26 APJ, tiga rambu, dan dua RPPJ," ucap Sigit.
Sigit menambahkan selain Jalan Pertanian, ruas jalan lain adalah Jalan Letjen Suryanta dengan perlengakapan jalan meliputi tiga rambu dan 1 RPPJ sejauh 1,2 km.
"Jalan lain yang kami lengkapi fasilitasnya adalah Jalan Cikopo Selatan berupa empat rambu dan 3 RPPJ sepanjang 2,5 Km. Kami juga menambahkan perlengkapan di Jl. Waru Doyong berupa 13 APJ, 5 rambu dan dua RPPJ," ungkap Sigit.
Ia menyampaikan satu ruas jalan lainnya yang berada di ruas jalur alternatif adalah Jalan Lembaga Nyiur dengan perlengkapan jalan yang dilengkapi berupa 13 APJ, tiga rambu dan 2 RPPJ sejauh 2 km.
Sementara itu, Sekretaris BPTJ Kemenhub Deddy Cahyadi menyampaikan bahwa meskipun pemerintah telah menyediakan perlengkapan jalan (fasilitas keselamatan jalan), BPTJ tetap berharap agar pengguna jalan selalu mematuhi rambu dan petunjuk yang ada.
"Kami berharap kepada masyarakat yang akan menggunakan jalur alternatif agar mempersiapkan perjalanan dengan baik. Cek kondisi diri dan kendaraan yang digunakan, apakah cukup baik untuk melakukan perjalanan. Jika memang tidak memungkinkan, jangan dipaksakan", imbuh Deddy.
Baca juga: Wamenhub siapkan sejumlah strategi atasi kemacetan wisata Puncak
Baca juga: Polres Cianjur tidak rekomendasikan jalur Jonggol dan Puncak II
Baca juga: Pj Bupati Bogor pastikan PKL tak balik ke Jalur Puncak usai pemagaran
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024