Kekayaan Papua versus tantangan pemerataan

1 week ago 9
'kutukan' sumber daya alam dapat diubah menjadi rahmat bila bangsa ini dipimpin oleh figur yang punya nasionalisme kuat dan visi kebangsaan yang jelas

Jakarta (ANTARA) - Indonesia memiliki anugerah besar dalam bentuk kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Dari Sabang hingga Merauke, dari hutan-hutan tropis yang rimbun hingga tambang-tambang emas dan tembaga yang menjadi incaran dunia, negeri ini ibarat permata di mata geopolitik global.

Keberlimpahan itu, seperti yang diangkat oleh sejarawan dan Indonesianis Dr. Greg Poulgrain dalam GREAT Lecture yang digelar di Kebayoran Baru pada 5 Mei 2025, sudah semestinya menjadi berkah bagi seluruh rakyat Indonesia, termasuk Papua, yang kekayaannya layak dinikmati masyarakatnya sendiri.

Kekayaan alam diharapkan tidak menjadi sumber ketidakpuasan, atau bencana politik, sehingga pengelolaan dan distribusinya harus adil dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat.

Dalam forum tersebut, Dr. Poulgrain menyoroti bahwa sejarah panjang Indonesia sebagai wilayah strategis dalam percaturan politik global telah menempatkannya di tengah pertarungan kekuatan besar dunia.
Di masa Perang Dingin, Indonesia bukan sekadar negara berkembang yang baru merdeka, tetapi juga medan tempur kepentingan antara Blok Barat dan Blok Timur.

Bahkan, Poulgrain menyingkap kemungkinan adanya ketegangan di tubuh elite Amerika Serikat sendiri, antara Presiden John F. Kennedy dan Direktur CIA Allen Dulles, yang salah satunya berkaitan dengan kepentingan atas kekayaan alam Papua.

Di titik inilah, menurut Poulgrain, bangsa ini perlu memahami bahwa isu Papua tidak semata-mata soal separatisme, melainkan cerminan dari pentingnya untuk memperhatikan lebih dalam soal distribusi hasil kekayaan alam.

Kekayaan mineral di Papua, yang mencakup emas, tembaga, dan berbagai komoditas bernilai tinggi, telah lama menjadi tumpuan ekspor dan sumber devisa negara.

Namun, realitas sosial dan ekonomi di wilayah tersebut kerap menunjukkan fakta yang berbeda dari harapan. Akses terhadap pendidikan, layanan kesehatan, infrastruktur dasar, dan kesempatan ekonomi yang belum merata masih menjadi persoalan mendasar.

Sebagian masyarakat Papua masih ada yang merasa tertinggal, terpinggirkan, dan tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan mengenai masa depan tanah mereka.

Ketimpangan ini yang kemudian, menurut Poulgrain, menjadi pemicu ketidakpuasan berpotensi untuk mengemuka.

Halaman berikut: Pentingnya pendekatan yang holistik dan jangka panjang dalam pengelolaan sumber daya.

Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |